Setelah kebingungan dengan situasi tersebut, keluarga semakin terpukul karena mendapat kabar Arkin sudah meninggal dunia pada Kamis (9/12/2021) sekitar pukul 10.00 Wita.
Informasi tersebut diperoleh keluarga setelah bertemu dengan pihak Kesbangpol Kabupaten Sumba Tengah, Kapolsek Katikutana, Camat Katikutana Selatan, dan Kepala Desa Malinjak di rumah paman Arkin yang berlokasi di Kampung Waikawolu, Sumba Tengah.
"Saat itu juga, kami sebagai keluarga sangat-sangat sedih. Dan, kami sangat tidak terima dengan keadaan itu, waktu disampaikan berita duka," kata Lius.
"Kenapa anak kami baru saja diambil (ditangkap), entah dibawa ke mana. Kok, tiba-tiba dilaporkan sudah meninggal. Berita itu yang membuat kami keluarga sangat-sangat terpukul," ujar Lius lagi.
Baca juga: Sehari Usai Ditangkap, Tahanan Polsek Katikutana Tewas di Sel, Polda NTT Turun Tangan
Saat meminta penjelasan Kapolsek Katikutana, Lius dijelaskan bahwa Arkin meninggal dunia karena sesak napas.
"Demikian kutipan bahasa dari Kapolsek saat itu, 'kami melakukan penangkapan semalam sama Arkin. Setelah itu kami bawa ke sana. Sesampainya di sana, adu fisik. Adu berkelahi. Setelah itu, Arkin sesak napas. Dilarikan ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Arkin meninggal'," ungkap Lius.
Akan tetapi, Kapolsek Katikutana tidak menjelaskan secara rinci terkait orang yang berkelahi dengan Arkin, lokasi perkelahian, dan nama rumah sakit sebagai tempat Arkin meninggal dunia.
Keluarga sempat menolak jenazah Arkin karena mencurigai adanya kejanggalan.
Baca juga: Melawan Saat Ditangkap, Tahanan Kejari Gresik yang Kabur Ditembak Polisi
Namun akhirnya jenazah diterima setelah bernegosiasi dengan pihak Kesbangpol Kabupaten Sumba Tengah.
Keluarga pun membuka peti jenazah dengan disaksikan Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sumba Barat.
Pada tubuh jenazah terlihat sejumlah tanda-tanda fisik pada tubuh Arkin yang diduga akibat dianiaya.
"Yang terjadi di tubuh korban, kepala depan-belakang memar. Leher patah, tangan kiri patah, kaki kanan patah, dan perut bagian bawah (terdapat) semacam bekas tusukan benda tajam, tapi kecil sekali. Tapi, saat itu (luka tersebut) diplester, dari rumah sakit katanya," tutur Lius.
Setelah melihat kejanggalan tersebut, keluarga pun semakin kecewa.
"Dengan berbagai macam kejanggalan inilah yang kami tidak merasa puas sebagai keluarga, sebagai orangtua. Berarti betul ada penganiayaan terhadap anak kami," Lius menambahkan.
Baca juga: Putranya Tewas di Ruang Tahanan, Sang Ayah: Ternyata Anak Kami Diambil untuk Dibunuh...