YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, terkejut mendengar rencana pemindahkan mereka.
Paguyuban Handayani yang menaungi sejumlah PKL di kawasan tersebut mengaku rencana relokasi itu disampaikan secara mendadak.
Mereka baru dikabari bakal ada relokasi pada Kamis (25/11/2021) malam lewat telepon.
"Kami sempat syok terkait informasi itu (relokasi) karena mendadak. Pada dasarnya kami keberatan adanya relokasi itu," kata Wakil Ketua Paguyuban Handayani, Sukino, saat dihubungi, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Pemprov DIY Berencana Merelokasi Pedagang Kaki Lima di Jalan Malioboro
Sukirno mengatakan, baru diinformasikan akan dipindahkan ke bangunan bekas Biokop Indra yang berada di depan Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta.
Sebelum menempati bangunan itu, PKL akan diminta menempati shelter yang dibangun pemerintah di dekat Hotel Grand Inna Yogyakarta.
Kedua tempat itu masih berada dalam kawasan Malioboro.
Pemindahan itu disebut akan mulai berlangsung pada Januari 2022.
Setelah dihubungi lewat telepon, Sukirno mengatakan belum ada informasi lanjutan dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) soal pemindahan ini.
"Menurut dari pemerintah mungkin itu sosialisasi, kan itu mendadak sekali kalau begitu," sebut Sukino.
Baca juga: Pergub Larangan Demo di Malioboro Bakal Direvisi Sesuai Masukan Masyarakat
Rencana relokasi ini disayangkan PKL Jalan Malioboro. Pasalnya kebanyakan dari mereka sudah berjualan di tempat itu sejak tahun 1990-an.
Bahkan, Sukino merasa para PKL yang membuat Jalan Malioboro jadi tempat yang ramai dengan wisatawan seperti saat ini.
"Malioboro dulu sepi. Mungkin bagian dari kenapa Malioboro ramai karena perjuangan PKL," sebut Sukino.
Selain itu, ada kekhawatiran jumlah pembeli akan berkurang jika mereka tidak lagi berjualan di Jalan Malioboro.
Terlebih pemindahaan berlangsung saat pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Kondisi ekonomi kami yang luar biasa terdampak pandemi Covid-19. Saat pandemi PKL banyak berutang ke bank, dengan adanya relokasi ini jadi beban bagi kami," ujarnya.
Baca juga: Sultan HB X Bantah Ada Aturan yang Larang Demo di Malioboro
Alasan pemindahan ini juga dianggap Paguyuban Handayani tidak jelas.
Relokasi pun dipandang bisa membuat Jalan Malioboro kehilangan ciri khasnya.
"Fakta di lapangan coba liat Selasa Wage seperti apa. Itu kan sepi PKL meliburkan diri jadi tolak ukur Malioboro sepi. Kalau jadi (relokasi) Malioboro enggak ada bedanya seperti jalan-jalan lain," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi DIY berencana memindahkan PKL yang kini berjualan di sekitar Jalan Malioboro.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pemerintah sudah siap merelokasi sejumlah PKL tersebut.
"Kita punya program itu, eks (Bioskop) Indra kita gunakan untuk relokasi PKL di sisi selatan. Nanti yang lain disiapkan di bangunan eks Dinas Pariwisata dan ini disiapkan Pemerintah DIY dan Pemerintah Kota (Yogyakarta)," kata Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin.
Baca juga: Jokowi Datang, 300 Pedagang di Malioboro Dapat Bantuan
Relokasi PKL itu, disebut Aji, bertujuan agar PKL di Jalan Malioboro punya tempat berjualan yang pasti.
Selain itu, Pemerintah DIY ingin menata sumbu filosofis Kota Yogyakarta.
Aji mengimbau PKL agar mau mengikuti program relokasi ini.
"Lebih bagus sebaiknya diikuti saja. Tujuannya itu untuk hal yang tidak baik tetapi memberikan kepastian untuk berusaha," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.