LANGKAT, KOMPAS.com - Pengembangan kawasan wisata alam di Kabupaten Langkat menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan ekselerasi kinerja sektor pariwisata.
Tahun depan, Pemprov Sumut dan Pemkab Langkat akan melakukan sejumlah pembenahan di dua destinasi wisata di Langkat, yakni Tangkahan dan Bukit Lawang.
Dua tempat ini memang selalu menjadi favorit bagi pelancong, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Keindahan alam dan keanekaragaman hayati serta atraksi gajah dan orangutan menjadi daya tarik tersendiri di dua lokasi wisata unggulan ini.
Baca juga: 11 Ekor Burung Cenderawasih Dilepasliarkan di Taman Wisata Alam Kota Sorong
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menjadi orang yang paling antusias untuk pengembangan wisata di daerah ini.
Dalam sebulan terakhir, serangkaian rapat untuk membahas pengembangan wisata di sana gencar dilakukan.
Musa yang akrab disapa Ijeck ini pun langsung berkunjung ke Bukit Lawang untuk melihat kondisi yang sebenarnya terjadi di sana.
Baca juga: Kabupaten Kediri Mulai Uji Coba Pembukaan 3 Destinasi Wisata Alam
"Ini supaya kita bicara tak asal bicara, rapat bilang begini, begitu. Jadi sebelum rapat ini, saya datang kemari, merasakan jalannya seperti apa, menyapa pegiat wisatanya, melihat fasilitas yang ada di sini seperti apa," kata Wagub Ijeck saat memimpin rapat di Bukit Lawang, Kamis (18/11/2021).
Bukit Lawang punya wisata alam komplet
Menurut Ijeck, di Bukit Lawang memiliki wisata alam yang sangat komplet.
Wisatawan bisa menikmati wisata sungai, hutan, bahkan melihat langsung satwa endemik, yaitu orangutan sumatera (Pongo abelii).
Namun, kata dia, setelah melakukan peninjauan di beberapa desa yang ada di Bukit Lawang, masih banyak yang harus dibenahi.
Baca juga: Wisata Alam Sendang Seruni di Banyuwangi, Dialiri 7 Sumber Mata Air
Edukasi ke warga
Pertama, mengedukasi masyarakat dalam mendirikan bangunan, baik tempat tinggal, warung, dan guest house.
“Wisata yang dilihat itu sungai, alam, dan hutan. Ini view mahal untuk dijual dan dilihat. Ya, jangan dirikan rumah di pinggir sungai. Karena saat wisatawan datang berjalan kaki, tidak lagi memandang sungai, malah memandang warung-warung,” sebutnya.
Kedua, lanjutnya, akan dilakukan penataan ulang. Ke depan, akan diatur posisi bangunan, badan jalan, tempat pejalan kaki, perlintasan sepeda motor, dan lokasi penjualan cendera mata agar wisatawan nyaman sambil berbelanja.
Ketiga, “Terpenting adalah, bagaimana kesadaran masyarakat menjaga kebersihan sampah, dan hal-hal lain untuk menunjang pariwisata di sini,” ujarnya.