Menurut Tri, beberapa saat setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, gedung bekas Markas Peta Blitar digunakan sebagai gedung sejumlah sekolah tingkat SMP dan tingkat SLTA.
Kata Tri, setidaknya kawasan eks-markas Peta itu digunakan oleh enam sekolah yaitu SMPN 7, SMPN 6, SMPN 5, SMPN 3, SMKN 1, dan SMKN 3.
Sebanyak tiga di antaranya, ujar Tri, sudah pindah atau direlokasi terkait rencana pembangunan museum perjuangan Peta.
Paling awal adalah SMPN 7, kata dia, yang pindah dari kawasan gedung eks-markas Peta, disusul SMKN 1 dan terakhir SMPN 3.
Baca juga: Didatangi Menteri PPN, Wali Kota Blitar Harapkan Percepatan Pembangunan Museum PETA Supriyadi
"Gedung baru SMPN 3 sudah diselesaikan pembangunannya tahun 2020 dengan APBD Kota Blitar dan relokasi total dilakukan awal tahun ini," jelasnya.
Tri mengatakan, proyek pembangunan Museum Perjuangan Peta merupakan masuk daftar proyek strategis nasional.
Hal itu ditetapkan Pemerintah Pusat dalam Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2019 tentang pengembangan kawasan Makam Bung Karno, Museum Perjuangan Peta, dan Kampung Kreatif dengan total anggaran APBN sebesar Rp 66,7 miliar.
Museum Perjuangan Peta, kata dia, mendapatkan alokasi sebesar Rp 26 miliar.
Baca juga: Tak Ada Razia Lalu Lintas Saat Operasi Zebra Semeru di Blitar Raya, Ini Penjelasan Polisi
Namun dana sebesar itu, ujarnya, tidak memasukkan biaya relokasi sekolah-sekolah yang telah puluhan tahun menempati kawasan bekas Markas Peta.
Pemerintah Kota Blitar, ujarnya, harus menganggarkan sendiri melalui APBD biaya relokasi termasuk pembangunan gedung baru sekolah terutama sekolah tingkat SMP.
"Karena Pemkot harus melakukan pra-kondisinya, menyiapkan lahan (museum) 'clean and clear'," jelas Tri.
Tri mengakui, langkah Pemkot Blitar dalam mempercepat jalannya proyek Museum Perjuangan Peta terkendala oleh pandemi Covid-19.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang seharusnya bertindak selaku koordinator atau penghubung lintas kementerian memiliki skala prioritas lain dalam pengembangan destinasi wisata untuk direalisasikan karena pandemi Covid-19.
"Makanya hari-hari ini Pak Wali juga sedang gencar untuk mengkomunikasikan jalannya proyek ini, termasuk Museum ini, ke pemerintah pusat," ujarnya.
Baca juga: Kisah Sanusi Mak Comblang Blitar, Buka Biro Jodoh di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Digital