PEKANBARU, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri), Syafri Harto dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi berinisial L.
Syafri Harto membantah melakukan perbuatan tak senonoh itu.
Ia justru menyebut ada aktor intelektual di balik korban curhat di media sosial melalui akun Instagram @komahi_ur hingga melapor balik ke Polresta Pekanbaru.
Pihaknya juga menyebutkan, persoalan ini berkaitan dengan pemilihan Rektor Unri 2022 mendatang.
Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual di Universitas Riau, Mahasiswi dan Dosen Saling Lapor Polisi
Tudingan Syafri Harto ditepis oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri, Kaharuddin.
"Kami mahasiswa dan seluruh kelembagaan Universitas Riau dengan tegas menyatakan bahwa kami hadir atas dasar kemanusiaan. Dan, hari ini kawan-kawan Komahi (Korps Mahasiswa Hubungan Internasional) bergerak atas dasar solidaritas kepada temannya, satu jurusan dan satu angkatan yang mengalami pelecehan seksual," tegas Kaharuddin, Minggu (7/11/2021).
Ia juga sangat menyayangkan pernyataan Syafri Harto yang menyebutkan kasus dugaan pelecehan seksual itu dipolitisasi.
"Ini sama sekali tidak ada aktor intelektual atau dipolitisasi. Itu alibi dia (terduga pelaku) saja. Kami tidak melihat pelaku calon rektor, dosen atau pun dekan. Tapi, kami fokus sama kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus," jelas Kaharuddin.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi Universitas Riau
Ia mengatakan, korban berani buka suara atas dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsinya.
Kaharuddin mengaku, sudah bertemu dengan ibu dan tante korban. Mereka meminta kasus ini diusut tuntas.
"Kami diminta mengusut dan mengawal kasus ini sampai tuntas. Kenapa kami berada di depan korban, karena ini sudah benar. Korban berani buka suara. Meski korban dan keluarganya mengalami trauma dengan masalah ini. Jadi, kami membantu atas dasar solidaritas. Dan, kami berharap tidak ada lagi kejadian pelecehan seksual di lingkungan kampus," kata Kaharuddin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.