JEMBER, KOMPAS.com – Ketua Komisi A DPRD Jember Tabroni menyesalkan tindakan Ketua Askab Jember yang mengumpulkan para camat dalam rangka mencari sumbangan.
Para camat tersebut diundang oleh menantu bupati Jember untuk turut membantu kemajuan sepak bola.
“Pertanyaan saya, camat ini apanya Askab, atau sebaliknya,” kata Tabroni, pada Kompas.com saat ditemui di kantor DPC PDI Perjuangan Jember, Kamis (28/10/2021).
Menurut dia, dalam struktur birokrasi, sudah ada jalurnya.
Baca juga: Para Camat Dimintai Sumbangan oleh Menantu Bupati Jember, Ini Alasannya
Yakni Askab membangun sinergi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jember.
Sedangkan Koni membangun komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten.
“Kalau urusan keuangan, maka Askab lewat Koni, tidak ada camat di situ,” tutur dia.
Dia mengatakan, camat tidak boleh berkumpul atau mengadakan pertemuan kalau bukan undangan resmi.
Apalagi, mereka berkumpul di tempat yang tidak resmi.
“Atas dasar apa bertemu dan berkumpul,” ujar dia.
Dia menilai, camat bisa menolak untuk bertemu ketika tidak ada dasarnya.
Namun, karena yang mengundang adalah atasan yang punya kekuasaan lebih, akhirnya mereka tetap berangkat.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai kehadiran camat dalam pertemuan dengan Askab itu karena ada kekuasaan yang lebih besar dibanding camat.
Yakni Ketua Askab yang juga merupakan menantu bupati Jember.
“Siapa yang membuat mereka bisa hadir adalah kekuasaan yang lebih besar dari itu, itu yang tidak boleh, itu penyalahgunaan kekuasaan,” sebut dia.
Apalagi, tempat pertemuan para camat itu dilakukan di Toko Rien Collection milik bupati Jember.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.