Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Perumahan Pekanbaru, 3 Tahun Menderita akibat Banjir, "Jangankan Ada Bantuan, Ditengok Saja Enggak..."

Kompas.com - 26/10/2021, 17:41 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Warga Perumahan Pesona Harapan Indah di Jalan Cengkeh, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, sudah dua hari dilanda banjir.

Banjir itu menerjang permukiman warga sejak Senin (25/10/2021) dini hari. Banjir disebabkan luapan Sungai Sail, setelah wilayah itu diguyur hujan deras.

Baca juga: Kisah Satu Kampung di Sukabumi 30 Jam Terisolir Banjir, Warga: Tiap Tahun Begini, Tak Ada Solusi...

Pantauan Kompas.com, Selasa (26/10/2021) siang, kondisi genangan air dibagian depan perumahan warga sudah surut.

Namun, di bagian belakang genangan banjir masih ada setinggi 50 sentimeter.

Baca juga: Cerita Warga Saat Banjir hingga 80 Cm Terjang Permukimannya di Pekanbaru, Ada yang Tetap Jualan hingga Minta Bantuan Pemerintah

Perumahan ini sudah sunyi, karena penghuninya mengungsi ke rumah saudaranya.

Di lokasi banjir tak ada terlihat tenda pengungsian maupun dapur umum dari pemerintah setempat.

Baca juga: SD-nya Kebanjiran, Siswa dan Guru Tetap Masuk Sekolah, Ada yang Panjat Pagar, Ada yang Digendong...

Kang Dedi, salah seorang korban banjir mengatakan, di Perumahan Pesona Harapan Indah ini ada sekitar 170 kepala keluarga (KK). Semuanya sudah pergi mengungsi.

"Kami semuanya mengungsi ke rumah saudara masing-masing sejak semalam. Tak bisa lagi tidur di rumah, karena sudah masuk air. Ketinggian air dalam rumah 40 sentimeter," kata Dedi saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Selasa.

Ia mengungkapkan, banjir ini sudah sering terjadi ketika musim hujan.

Baca juga: 12 Kecamatan di Sintang Terendam Banjir, PTM Terbatas Dihentikan

 

Sepanjang Oktober sudah 2 kali kebanjiran

Dalam bulan Oktober ini saja, kata Dedi, sudah kali perumahan dilanda banjir.

Sebab, jarak perumahan dari Sungai Sail hanya sekitar 50 meter. Kondisi sungai pun disebut warga dangkal dan kerap meluap ketika musim hujan.

Setiap sungai meluap airnya sampai ke rumah warga.

Baca juga: 81 Kepala Keluarga Terdampak Banjir dan Longsor di Toraja Utara

Sampai saat ini, Dedi mengungkapkan belum ada solusi dari pemerintah untuk antisipasi banjir.

"Sudah tiga tahun kami menderita karena banjir, kami pasrah. Belum ada solusi dari pemerintah maupun pihak developer yang melakukan antisipasi banjir supaya tidak terjadi lagi," ucap Dedi.

Baca juga: 184 Desa di Banyuwangi Rawan Banjir Jelang Musim Hujan, BPBD Imbau Waspada

Rumah ditinggalkan, cicilan KPR tak dibayar

Menurutnya, akibat keseringan banjir, sebagian warga sudah ada yang pindah dan meninggalkan rumahnya begitu saja.

Cicilan kredit rumah tak dibayar lagi, karena warga merasa dirugikan.

"Itu orang yang di depan rumah saya sudah enam bulan tak balik ke rumah, akibat keseringan banjir ini. Ada juga beberapa warga sudah pindah dan tak mau bayar cicilannya lagi. Mungkin mereka sudah bosan banjir terus," kata Dedi.

Baca juga: Jembatan di Melawi Ambruk Diterjang Banjir Bandang, Akses Transportasi Putus

Mengadu ke berbagai pihak tapi tak ada tanggapan

Dedi sendiri mengaku masih bertahan, karena bangunan rumahnya sudah ditambah atau sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk tempat tinggal bersama keluarganya.

"Sekarang ini kami hanya bisa pasrah. Karena kami sudah mengadu ke Pemkot Pekanbaru, ke pihak developer, gugat ke Polda Riau, tapi enggak ada juga ada hasilnya. Kami surati Kementerian PUPR, juga tak ditanggapi. Kemana lagi kami mau mengadu supaya kami tak kebanjiran terus," ujar Dedi.

 

Banjir 1,5 meter

Rudi (33) menguras air di dalam rumahnya yang sudah dua hari dilanda banjir di Perumahan Pesona Harapan Indah, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (26/10/2021).KOMPAS.COM/IDON Rudi (33) menguras air di dalam rumahnya yang sudah dua hari dilanda banjir di Perumahan Pesona Harapan Indah, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (26/10/2021).
Warga lainnya, Rudi (33), mengaku banjir di dalam rumahnya sempat mencapai satu meter.

Ia bersama istri dan anaknya mengungsi ke rumah saudara di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

"Kami kemarin mengungsi ke rumah saudara di Rumbai. Tak bisa lagi tidur di rumah karena banjir ini," kata Rudi saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Selasa.

Rudi saat itu sedang menguras air yang tergenang di dalam rumahnya dengan menggunakan ember.

Selain itu, menaikkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.

Namun, sudah banyak peralatan rumah tangga di rumahnya yang rusak akibat banjir.

"Mesin cuci saya rusak karena terendam. Belum lagi meja, kursi dan lainnya lapuk akibat sering terendam air," sebut Rudi.

Dirinya mengaku tak ada perhatian dari pemerintah. Sebab, banjir sudah sering terjadi dan tidak ada upaya pemerintah melakukan antisipasi.

Tak ada bantuan, nengok saja tidak...

Bahkan, Rudi juga mengaku tak ada dapat bantuan makanan selama banjir dari pemerintah setempat.

"Jangankan bantuan, nengok kita saja ke sini enggak ada. Kita tentu berharap ada bantuan makanan, soalnya kalau sudah banjir susah kerja. Sibuk bersihkan rumah," kata Rudi.

Ia berharap, pemerintah memperhatikan nasib rakyatnya yang sudah sering dilanda banjir.

"Dalam setahun ada empat kali kebanjiran. Kadang dalam rumah sampai satu meter ketinggian air. Jadi, sampai sekarang belum ada penanganan dari pemerintah. Apakah kami dibiarkan saja hidup dengan kondisi seperti ini. Mau pindah tak ada rumah. Dijual pun rumah ini takkan ada yang mau beli," pungkas Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com