Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan, kualitas udara Kota Surabaya terus meningkat setiap tahunnya, khusunya mulai pada 2016-2020.
Selain IKU yang menunjukkan peningkatan, Kota Surabaya juga mampu meningkatkan kualitas lingkungan melalui gerakan partisipasi masyarakat hijau (gerakan 3R) dan juga program waste to energy yang menggunakan metode gasifikasi.
"Dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan, Kota Surabaya juga telah mengembangkan konsep green transportation, yaitu Suroboyo Bus yang menggunakan sampah plastik sebagai alat pembayaran tiketnya," kata Anang, sapaan akrab Suharto Wardoyo.
Selain itu, pemkot mengembangkan konsep green buildings yang menggunakan lampu hemat energi dan utilitas hemat energi.
Penggunaan energi alternatif untuk PJU dan lampu lalu lintas itu dilaksanakan secara bertahap.
"Warga juga berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme masyarakat dalam kegiatan Car Free Day dan Bike to Work setiap pekan yang digelar di beberapa titik di Kota Surabaya," ucap dia.
Baca juga: Warga Hanya Diizinkan Berkunjung Maksimal 1 Jam di Taman Kota Surabaya, Ini Alasannya
Di samping itu, Surabaya juga sudah menerapkan Area Traffic Control System (ACTS).
Setidaknya sudah ada 137 titik persimpangan yang menerapkan ATCS dan beberapa kamera CCTV yang terus ditambahkan.
Bahkan, unit energi sel surya dipasang untuk memastikan layanan lampu lalu lintas tidak terganggu dan ramah lingkungan, terutama di persimpangan yang sibuk dan padat.
"Saat ini jumlah lampu lalu lintas dengan pembangkit listrik tenaga surya alternatif ada di 74 titik simpang," ujarnya.
Tentunya, kata Anang, sesuai dengan arahan Wali Kota Surabaya, berbagai inovasi itu tidak akan berhenti.
"Penghargaan yang didapatkan saat ini dari ASEAN akan menjadi cambuk bagi Pemkot Surabaya untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi warga Kota Surabaya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.