KOMPAS.com - Kasus pedagang dianiaya preman di Pasar Gambir, Kelurahan Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi perbincangan akhir-akhir ini.
Buntut dari kasus tersebut, Kapolsek dan Kanit Reskrim Percut Sei Tuan dicopot dari jabatannya.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, pencopotan ini merupakan bagian dari evaluasi dan audit yang dilakukan oleh pimpinan Polri.
Berita populer lainnya seputar video viral atlet selam peraih medali emas PON yang pulang ke Ciamis, Jawa Barat, menggunakan bus umum.
Atlet tersebut bernama Dhea Nazhira Nur Amalina (17).
Ia sengaja pulang kampung menggunakan bus umum karena ingin memberi kejutan kepada keluarganya.
Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.
Kasus pedagang dianiaya preman di Pasar Gambir, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, menjadi viral di media sosial.
Imbas dari kasus tersebut, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Percut Sei Tuan beserta Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim)-nya dicopot dari jabatan.
"Iya. Kapolsek dan Kanit Reskrim (Polsek Percut Sei Tuan)," ujar Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara Kombes Pol Hadi Wahyudi, Rabu (13/10/2021).
Ia menyampaikan, pencopotan tersebut merupakan bagian dari evaluasi dan audit yang dilakukan oleh pimpinan Polri.
"Iya benar. Kapolsek dan Kanit-nya. Itu terkait dengan evaluasi dari kejadian yang kemarin dan yang sebelum-sebelumnya, tentunya," ucapnya.
Baca selengkapnya: Kapolsek Percut Sei Tuan dan Kanit Reskrim Dicopot, Usai Kasus Pedagang Dianiaya Preman Jadi Tersangka
Kisah atlet selam Dhea Nazhira Nur Amalina yang pulang kampung dengan menaiki bus umum usai berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, menjadi viral di media sosial.
Atlet berusia 17 tahun ini hendak pulang ke rumahnya di di Cijantung, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ibu Dhea, Desi Arisyandi, mengungkap cerita di balik video viral tersebut.
Menurutnya, putrinya memang sengaja pulang naik bus umum karena ingin memberikan kejutan bagi keluarga.
"Iya, benar jadi anak saya itu sengaja naik bus dari Bandung ke Ciamis untuk memberikan kejutan saja. Anak saya mewakili Jawa Barat di PON Papua dan meraih medali emas dan perunggu. Anak saya sengaja enggak mau dijemput oleh perwakilan pemerintahan," jelasnya, Kamis (14/10/2021).
Desi menerangkan, anaknya tidak ingin dijemput lantaran dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan.
“Tapi alasan kepulangannya ke Cijantung memakai angkutan (bus) karena tak mau menyusahkan. Keluarga melakukan penjemputan ini, karena Dhea ingin naik angkutan umum dan kalau ada penjemputan dilakukan oleh pemerintah ditakutkan ada kerumunan," paparnya.
Baca selengkapnya: Viral, Video Atlet PON Peraih Emas Pulang Naik Bus Umum ke Ciamis, Ini Ceritanya
Roji Suyanta, lurah nonaktif Karangawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini mendekam di Rutan Kepolisian Resor (Polres) Gunungkidul.
Pria tersebut ditahan usai diduga menyelewengkan uang ganti rugi lahan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Akibat perbuatannya, negara mengalami kerugian sebesar Rp 5,2 miliar.
Kepada polisi, Roji mengaku bahwa uang yang ia korupsi dipakai untuk membayar utang dan membangun rumah.
"Sudah habis uangnya, Pak. Ada yang saya gunakan untuk bangun Limasan di rumah saya sendiri," jelasnya di Markas Polres Gunungkidul, Rabu.
Baca selengkapnya: Korupsi Rp 5,2 M, Lurah di Gunungkidul: Uangnya Sudah Habis, Pak
Demi mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), sebanyak 45 pelajar SMP Negeri 4 Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, harus menempuh perjuangan berat.
Supaya memperoleh sinyal internet, mereka harus menuju puncak Bukit Empaung, di Desa Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu.
Namun, untuk menuju ke sana, para siswa tersebut harus berjalan kaki melewati medan berat dan mendaki.
"Sekolah ke bukit lokasi ANBK 13 kilometer. Ke batas serawak (malaysia) 3 kilometer. Hitung normal saja, satu jam 4 kilometer jalan kaki," tutur Ketua Kelompok Informasi Masyarakat Perbatasan Ambresius Murjani, Selasa (12/10/2021).
Selama mengikuti ANBK, 4-5 Oktober 2021, para pelajar juga menginap di sana.
Agar bisa mengikuti ANBK, para pelajar juga harus menggunakan jaringan internet Malaysia.
Baca selengkapnya: 45 Pelajar SMP di Kalbar Jalan Kaki 13 Km untuk Ikuti ANBK, Gunakan Jaringan Internet Malaysia
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (13/10/2021). Dalam video yang beredar, Mensos Risma sempat meminta mahasiswa tidak memfitnahnya.
"Kamu jangan fitnah aku ya. Sebentar dengerin, kalau kamu berhak ngomong, aku juga berhak ngomong," sebutnya.
Perdebatan tersebut terjadi dilatarbelakangi oleh permasalahan bantuan.
Mahasiswa memprotes Risma karena melakukan kunjungan ke tempat salah satu oknum supplier penyedia Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Lombok Timur.
Baca selengkapnya: Berdebat dengan Mahasiswa di Lombok Timur, Menteri Risma: Kamu Jangan Fitnah Aku, Ya
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Medan, Dewantoro; Kontributor Tasikmalaya, Iwan Nugraha; Kontributor Pontianak, Hendra Cipta | Editor: Aprillia Ika, Reza Kurnia Darmawan, Teuku Muhammad Valdy Arief, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.