Para siswa tersebut terpaksa menginap di bukit agar mendapat sinyal internet selama ANBK.
Agar bisa terhubung pada saat ANBK, pelajar-pelajar ini menggunakan jaringan internet milik Malaysia.
Sebenarnya, di Nanga Bayan terdapat tower mini base transceiver station (BTS) Telkomsel yang dibangun Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Baca juga: Perjuangan Siswa di Sikka, 5 Jam Seberangi Laut demi Jaringan Internet, Ada yang Menangis Ketakutan
Akan tetapi, tower mini tersebut tidak berfungsi karena rusak.
"Memang serba salah, kita menyadari bahwa daerah kita baru sebagian yang punya jaringan internet dan sebagian besar juga belum ada listrik di siang hari," ungkap Pelaksana Harian (Plh) Bupati Sintang Yosepha Hasnah, Kamis (14/10/2021).
Ia mengungkapkan, pemberlakuan kebijakan tersebut seharusnya tidak sama di setiap daerah.
Baca juga: Internet Telkomsel Gangguan, Siswa SMA di Ambon Tak Bisa Belajar Daring
Menurut Yosepha, pengukuran tingkat kualitas pendidikan juga harus melihat ketersediaan infrastruktur jaringan internet, listrik, dan laptop di satuan pendidikan.
“Kami sudah menyampaikan hal tersebut kepada Kemendikbud melalui Dinas Pendidikan Kalbar, tapi apa mau dikata kebijakan sudah telanjur digulirkan," tuturnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pontianak, Hendra Cipta | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul ANBK di Tapal Batas, Siswa dan Guru Terpaksa Bermalam di Bukit, Jaringan Numpang Milik Malaysia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.