GRESIK, KOMPAS.com - Bahar Rozikin (45) warga Perumahan Wiharta, Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik, berhasil membuktikan bahwa kemampuan warga pribumi tidak kalah saing dengan asing.
Terbaru, Bahar menciptakan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mobil.
Cerita utak-atik Bahar berawal pada medio 2011, di mana saat itu di Indonesia termasuk Kabupaten Gresik sedang dibanjiri produk impor berupa mesin las MIG.
Peralatan pengelasan yang biasa digunakan, untuk membantu pekerjaan dengan menggunakan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik.
Baca juga: 19 Tahun Tragedi Bom Bali 2002: Aksi Terorisme Tak Boleh Terulang Kembali
"Waktu itu, memang sedang tren dan banjir produk las MIG dari luar negeri di Gresik. Saya kemudian coba buat, utak-atik dan akhirnya berhasil buat mesin las MIG sendiri," ujar Bahar, kepada awak media, Senin (11/10/2021).
Keberhasilan itu kemudian diaplikasikan oleh lulusan ITS Surabaya tersebut, dengan memproduksi banyak mesin las MIG, untuk selanjutnya dijual kepada pabrik, bengkel dan siapa saja yang berminat.
Saat itu, Bahar sudah mulai merasakan manisnya pundi-pundi rupiah mengalir ke kantong pribadinya.
Bahar mengklaim, mesin las MIG yang dibuat memiliki kualitas tidak jauh berbeda dengan barang impor, dengan harga yang ditawarkan relatif lebih murah.
Ia mengaku, untuk setiap unit mesin las MIG yang dibuat pada saat itu hanya menghabiskan dana tidak lebih dari Rp 3 juta.
"Dari segi harga, kalau saat itu mesin las MIG dari luar negeri seharga Rp 20 juta. Sementara mesin las MIG yang saya buat, hanya saya hargai Rp 8 juta. Makanya banyak yang minat," ucap dia.
Para pembeli, kata Bahar, rata-rata mengaku puas dengan kinerja mesin las MIG yang diproduksi olehnya.
Sehingga pada saat itu, Bahar sampai bisa membuat dan menjual sekitar 90 unit mesin las MIG sesuai permintaan dari konsumen.