Untuk menghidupi istri dan ketiga orang anaknya yang masih kecil, David numpang bertanam padi di sawah milik orangtuanya.
Sawah itu berlokasi di dekat bangunan irigasi yang masih dialiri air.
Selama ini, David ingin membudidayakan tanaman kacang tanah dan jagung untuk menjadi sumber pendapatan keluarganya.
Namun, hal itu masih sebatas asa karena kacang tanah dan jagung hanya dipanen sekali dalam setahun pada musim penghujan.
Hingga pada pertengahan September 2021, harapan David sudah mulai menemukan kenyataan.
Pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-112 menjadi awal dari sebuah perubahan untuk David dan sejumlah warga lain di Kampung Pakambalang.
Adapun, kegiatan TMMD ke-112 di Desa Rambangaru dimulai sejak 15 September 2021 hingga 14 Oktober 2021.
"Pertama itu rehab selokan. Setelah itu, (TNI) bantu buka lahan (pertanian) dengan traktor besar," kata David, kepada Kompas.com, Sabtu.
"Sebelum selokan bagian ini diperbaiki, memang airnya batas di sebelah saja. Kan tidak bisa lewat lagi airnya. Karena selokannya sudah rusak parah," ujar David menambahkan.
Saat ini, selokan yang melintas di areal pertanian milik David dan sejumlah warga lain sudah dialiri air.
Lahan pertanian milik David dan beberapa warga Kampung Pakambalang juga sudah dibajak selama kegiatan TMMD ke-112.
David mengatakan, ia akan segera melakukan pengerjaan secara mandiri agar air selokan dapat mengalir ke seluruh areal lahan miliknya yang sudah semakin luas.
Dengan demikian, ia bisa menanam kacang tanah dan jagung sebanyak dua kali dalam setahun.
"Ke depannya, bulan September juga bisa ditanam (jagung dan kacang tanah). Jadi, tidak harus menunggu musim penghujan lagi," ungkap David.
"Kami sebagai masyarakat sipil cukup terbantu dengan program TMMD ke-112. Kami sangat berterima kasih dengan adanya bantuan-bantuan seperti ini," ujar David lagi.
Baca juga: Rela Bersujud Sambil Menangis di Kaki Pejabat, Seorang Istri di NTT Mohon Suaminya Dibebaskan
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 1601/Sumba Timur Letkol Czi Dwi Joko Siswanto mengatakan, ada sejumlah pertimbangan sehingga Desa Rambangaru dijadikan sebagai lokasi sasaran dari kegiatan TMMD ke-112.
"Dan, di samping itu juga ada upaya dari kami TNI untuk ikut berpartipasi dan berpikir bagaimana cara dan upaya agar Rambangaru ini di dalam pertumbuhan ekonominya bisa meningkat untuk waktu ke depannya," lanjutnya.
Oleh karena itu, terdapat kegiatan fisik dan nonfisik dalam TMMD ke-112 di Desa Rambangaru.
Kegiatan fisik meliputi perbaikan irigasi sepanjang 200 meter, pengerjaan jalan desa, pembangunan kantor desa, dan renovasi gereja.
Untuk memastikan efektivitas air pada irigasi yang sudah diperbaiki itu, prajurit TNI membuka lahan pertanian seluas 10 hektare di lokasi tersebut.
Selain itu, para personel TNI melakukan pembangunan Kantor Desa Rambangaru secara permanen dengan ukuran 16×12 meter.
Kemudian, ada juga pembenahan jalan desa yang rusak parah sepanjang 200 meter.
"Yang kami kerjakan itu (sebenarnya) 1,2 kilometer (km). Karena kami ada tambal sulam juga untuk jalan setelah (lintasan) 200 meter itu. Sehingga kalau kami totalkan itu sebenarnya 1,2 km," ujar Siswanto.