Setelah skripsinya rampung, Yesti mendapat kabar bisa ikut sidang skripsi. Ia menangis seharian mendengar kabar itu.
Ia masih tak percaya, perjuanangan selama delapan tahun merantau akhirnya berbuah manis.
Tangis bahagia itu kembali membasahi wajah Yesti ketika ia selesai mengikuti sidang skripsi dan dinyatakan lulus sebagai sarjana pendidikan.
"Sampai tidak punya foto, tidak seperti teman mahasiswa lain yang setelah dinyatakan lulus bisa senang-senang. Saya menangis seharian. Puji Tuhan, saya bisa selesai," tutur Yesti.
Yesti berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya sampai sekarang. Orangtua, kata dia, punya peran penting dalam perjalanan hidupnya.
Mereka selalu menghidupkan semangat, menyalakan harapan untuk saya tetap berjuang meraih mimpi dan cita-cita saya," kata Yesti.
Yesti juga tak melupakan peran majikannya yang mendukung penuh keinginan berkuliah. Menurutnya, sang majikan menjadi saksi perjuangannya meraih gelar sarjana.
"Saya kerja jadi ART sambil pegang laptop, sambil belajar, sambil baca, garap tugas kampus dan lain lain, merekalah saksinya," ucap Yesti.
Pada 25 September 2021, Yesti mengikuti prosesi wisuda di Dyandra Convention Hall Surabaya. Kebahagiannya memuncak.
Yesti tak menyangka, lika-liku kehidupan membawa dirinya menjadi orang yang lebih kuat.
Baca juga: Yesti Rambu Jola Pati, ART yang Raih Gelar Sarjana Akan Jadi Manajer Restoran Italia di Surabaya
Ia berharap, jerih payah dan perjuangan yang dilalui bisa mengubah derajat ekonomi keluarga.
"Saya terharu dengan diri saya sendiri. Meski orangtua tidak bisa melihat saya saat wisuda, mereka bangga. Semua ikut bangga dan saya merasa benar-benar bahagia," tutur Yesti.
Dapat pekerjaan baru sebagai manajer restoran
Setelah menyandang gelar sarjana, Yesti mendapat tawaran pekerjaan baru dari majikannya. Yesti tak lagi diminta bekerja sebagai ART.
Yesti menyebut, anak majikannya memiliki sebuah restoran yang menjual masakan khas Italia di kawasan Surabaya Barat. Restoran itu baru dibuka pada November.
"Kebetulan saya dapat job baru dari majikan. Karena anaknya ini kan punya restoran," ujar Yesti.
Yesti diangkat sebagai manajer di restoran tersebut.
"Jadi saya diminta untuk ikut anaknya untuk menjabat sebagai manajer di restoran itu," kata Yesti.
Kini, Yesti sibuk mengecek kesiapan restoran tersebut bersama anak majikannya. Selain itu, ia juga membantu calon ART yang hendak menggantikan posisinya untuk beradaptasi.
"Beberapa hari lalu masih ada yang harus direnovasi. Jadi masih sering wara-wiri. Berangkat kerja pagi pulang malam," tutur dia.
Meski telah mendapatkan pekerjaan baru sebagai manajer, untuk sementara ini ia masih menggeluti pekerjaan lamanya sebagai ART.