Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tahun Merantau Jadi ART di Surabaya, Yesti Kini Sudah Sarjana dan Jadi Manajer Restoran Italia

Kompas.com - 10/10/2021, 09:26 WIB
Dheri Agriesta

Editor

 

Kakak sepupunya itu meminta Yesti berkuliah dan bersedia menanggung biayanya. Namun, Yesti diminta berkuliah di Malang atau Yogyakarta.

"Karena katanya di sana murah," cerita Yesti.

Yesti pun memutuskan kuliah. Hanya saja, ia tak mau membebankan biaya kepada saudarannya itu.

Keinginan kuliah itu disampaikan kepada majikannya. Tak disangka, keinginan Yesti didukung.

"Dari situ saya punya tekad untuk kuliah. Saya coba cari-cari perguruan tinggi di Surabaya," kata Yesti.

Yesti memilih Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya. Ia mengambil jurusan Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Pada Juli 2014, Yesti mendaftar kuliah di Unitomo. Saat itu, biaya pendaftaran sekitar Rp 4 juta. Sementara, ia hanya memiliki uang Rp 2,5 juta.

"Jadi saat itu saya benar-benar nekat supaya bisa kuliah. Uang 2,5 juta itu saya bawa ke kampus," tutur Yesti.

Dengan keterbatasan itu, Yesti nekat agar bisa diterima sebagai mahasiswa di Unitomo. Ia memelas kepada satpam agar diizinkan masuk ke ruang petugas pendaftaran.

"Kemudian, kepada petugas di dalam yang mengurus pendaftaran mahasiswa itu, saya bilang bahwa saya cuma punya uang 2.500.000. Apa saya bisa kuliah di sini?" kata Yesti.

Baca juga: Kisah Alex, Atlet Atletik Asal Kepulauan Meranti Pakai Sepatu Pinjaman Saat Bertanding hingga Raih Emas

Setelah berunding sekian lama, Yesti diizinkan mendaftar kuliah. Mereka sepakat sisa biaya pendaftaran dicicil setiap bulan.

"Jadi uang saya Rp 2.500.000 itu bisa untuk bayar DP biaya pembangunan dan uang pendaftaran Rp 350.000 dan biaya daftar ulang. Sisanya dibayar pada bulan-bulan berikutnya dengan perjanjian, termasuk sama uang SPP," kata Yesti.

Perjalanan baru Yesti pun dimulai. Kini, ia tak hanya seorang ART, tetapi juga mahasiswa di Surabaya. Ia bekerja sambil kuliah.

Yesti pun disiplin membagi waktu agar pekerjaannya dan kuliahnya tidak keteteran.

Kuliahnya dijalani dengan mulus selama dua tahun. Sepanjang 2014-2016, Yesti bisa membagi waktu dengan baik, pekerjaan sebagai ART rampung, kuliahnya juga lancar.

Akhirnya sarjana

Pada 2017, Yesti memutuskan cuti kuliah karena masalah yang dimilikinya. Setelah melalui ujian yang dihadapinya itu, Yesti kembali kuliah pada 2019.

"Saya sedih kalau sampai saya tidak bisa menyelesaikan kuliah saya saat itu. Akhirnya saya putuskan kembali ke kampus," ucap dia.

Yesti pun mendapatkan kesempatan menyelesaikan kuliahnya. Kepala prodinya saat itu menyebut, Yesti harus selesai dalam dua tahun.

"Pokoknya tahun 2021 saya sudah harus selesai. Kalau tidak, ya, saya sudah kena DO dari kampus," kata Yesti.

Dalam dua tahun, Yesti menyelesaikan mata kuliah yang belum diambil. Ia lalu mengerjakan skripsi dengan judul "Pengaruh Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Islam Raden Paku Surabaya".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com