KOMPAS.com - Rusnawi (53) meninggalkan karier militernya untuk menjadi seorang Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun, pria berpangkat kolonel di TNI AU itu malah dikecewakan dengan pilihannya.
Nomor induk pegawai (NIP) milik Rusnawi yang dikirimkan oleh BKKBN NTB ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) ternyata bodong.
Baca juga: Cerita Kolonel Rusnawi Saat Ponselnya Dihubungi Pegawai BKKBN
Bagaimana kisahnya?
Cerita Rusnawi berawal saat dirinya berencana mengikuti seleksi terbuka kepala perwakilan BKKBN NTB.
Setelah mengikuti semua proses, Rusnawi akhirnya lulus dan terpilih di jabatan tersebut.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017, Rusnawi diwajibkan mundur dari kedinasan TNI Angkatan Udara.
Pria ini kemudian memilih untuk menjadi bagian dari BKKBN untuk mengabdi dengan jalan lain kepada negara.
Pada 1 April 2020, dia dilantik di ruang Auditorium Kantor BKKBN pusat, Jakarta, langsung oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Lagu Indonesia Raya berkumandang, acara berlangsung khidmat.
Seluruh peserta pelantikan dan tamu undangan dalam posisi berdiri selayaknya upacara.
"Ada lima orang yang dilantik, tiga orang sebagai kepala perwakilan dan dua orang lagi untuk jabatan direktur," kenang Rusnawi sembari mengelap keringat di wajahnya.
Nama Hasto tercantum dalam surat keputusan pengangkatan pegawai BKKBN.
Rusnawi ingat, saat prosesi pelantikan, hanya dibacakan nama dan pangkat. Sedangkan NIP tidak disebut.
"Kalau dibacakan saya pasti ingat, jumlahnya 18 digit, angka di belakangnya itu nol semua, tidak tahu saya dapat dari mana angka itu," kata Rusnawi.
Setelah pelantikan usai, Rusnawi dan para pejabat yang baru dilantik langsung berkumpul di ruang kerja Hasto.