Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Sikka, Lalui Jalan Terjal demi Dapat 20 Liter Air Bersih, Sampai Rumah Berkurang: 5 Liternya Diminum di Jalan

Kompas.com - 26/09/2021, 06:15 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Warga Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan mendapat air bersih.

Kepala Dusun Natarita Yulius Bapa Nenang mengatakan, di daerahnya sebenarnya ada satu mata air, tetapi lokasinya jauh dari permukiman.

"Airnya tidak bisa naik ke pemukiman warga," ucapnya, Sabtu (25/9/2021).

Salah satu warga, Theresia Krismiyati, menceritakan perjuangan penduduk Natarita untuk memperoleh air bersih.

"Kami air minumnya setengah mati. Kami ambil air bersih sejauh 4 kilometer dari kampung ke mata air," ujarnya.

Baca juga: Derita Warga Sikka, Harus Naik Turun Bukit Sejauh 4 Kilometer demi Air Bersih

Dia menjelaskan, bagi warga yang tidak mempunyai kendaraan roda dua, mereka kerap membeli air bersih.

Harganya bervariasi, mulai dari Rp 50.000 per drum hingga Rp 700.000 per tangki mobil.

Warga lainnya, Jhon Ento Lewar, menambahkan, bagi warga yang mampu, air bersih didapat dengan cara membeli.

"Kami selama ini ambil air di pertigaan Natar Leba, itu bagi yang punya motor. Kalau yang tidak punya motor, mereka beli tiga jeriken ukuran lima liter dengan harga Rp 10.000. Bagi yang mampu bisa beli pake per drum dengan harga Rp 50.000,” terangnya.

Baca juga: Wisata Tanjung Lesung Punya Instalasi Pengolah Air, 36.000 Warga Pandeglang dan Wisatawan Bakal Nikmati Air Bersih

 

Lalui jalan terjal demi air bersih

Ilustrasi air, penggunaan air. PIXABAY/MANUEL DARIO FUENTES HERNANDEZ Ilustrasi air, penggunaan air.

Jika tidak bisa membeli, warga harus jalan kaki ke mata air War Puat yang berada di utara dusun.

“Kalau tidak bisa beli, yah, terpaksa jalan kaki pergi ambil air. Jalan kaki sejauh 4 kilometer menuju mata air,” ungkapnya.

Namun, perjalanan dari dan menuju ke sana tidak mudah. Warga Dusun Natarita harus melewati jalan terjal.

Baca juga: Kemarau Masih Panjang, Stok Air Bersih di Semarang Tersisa 150.000 Liter

Ketika sampai rumah, seringkali air yang mereka bawa berkurang lantaran dipakai untuk minum selama perjalanan.

“Kita pikul melalui jalan rusak dan terjal. Jadinya sampai di rumah, dari 20 liter sisa 15. 5 liternya kita minum di tengah jalan. Itu tadi, jalannya jauh," bebernya.

Atas kondisi ini, Ento berharap pemerintah memberi perhatian. Pasalnya, air merupakan kebutuhan pokok.

“Kita merindukan air masuk di depan rumah. Kita timba air langsung di keran seperti di wilayah lainnnya,” tuturnya.

Baca juga: Nasib SD di Jambi, Setelah 76 Tahun Indonesia Merdeka, Listrik Tak Ada, Air Bersih Pun Susah

Yulius, sang kepala dusun, memiliki harapan serupa agar ratusan warganya bisa mudah mendapat air bersih.

"Mungkin Pemda ada program atau alat yang bisa mengaliri air dari tempat yang rendah ke yang tinggi. Karena di sini ada mata air, tetapi di berada di bawah dari wilayah pemukiman,” sebutnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com