Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Nasi Boranan yang Sah Jadi Milik Kabupaten Lamongan

Kompas.com - 23/09/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Sementara sambal urapan sayur, biasa dibuat dari bahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa.

Memasaknya dilakukan secara unik, bukan dikukus melainkan dibiarkan mentah. Namun sambal urapan sayur dipanaskan dengan kreweng, semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap, dan itu justru menimbulkan aroma yang cukup sedap.

Asal usul nasi boranan

Dijelaskan nasi boranan muncul sekitar tahun 1945 hingga 1950-an. Saat itu nasi boranan hanya dibuat untuk upacara desa atau hajatan.

Kemudian nasi boranan berkembang dan dijajakan secara turun temurun. Pada umumnya, penjual nasi boranan adalah anak dari penjual nasi boranan sebelumnya.

Bahkan tradisi berjualanan nasi boranan berlangsung hingga generasi ketiga hingga keempat.

Awalnya para penjual berjalan kaki menjajakan nasi dan lauk pauk serta peralatan dagangan yang digendong. Mereka berjualan antar desa dan berhenti di teras-teras rumah warga.

Namun sekitar tahun 1980-an sejak adanya Perumnas Made, penjual nasi baronan mulai mangkal di satu tempat dengan berjajar karena alasan tenaga dan usia.

Baca juga: Sepiring Rabeg Makanan Kecintaan Sultan Banten, tentang Kenangan Kota Kecil di Tepi Laut Merah

Sebagian besar penjual ada warga Dusun Kaotan atau Dusun Sawu yang letaknya dengan dekat dengan perumahan tersebut. Dua dusun terbut masuk kawasan Desa Sumberejo, Kecamatan/Kabupaten Lamongan.

Disebutkan mayoritas Dusun Kaotan tak berkarakter perantau seperti orang Lamongan pada umumnya yang berjualan soto maupun tahu campur di kota-kota besar baik di Jawa atau pun luar Jawa.

Hal tersebut yang membuat nasi baronan banyak ditemukan di Lamongan dan jumlah penjualnya terus bertambah.

Untuk mengapresiasi penjual nasi boranan, lahirlah Tari Boran yang digarap tahun 2006 untuk mengikuti Festival Karya Tari Jawa Timur di Taman Krida Budaya Malang pada 28 Juli 2006.

Baca juga: Cerita di Sepiring Nasi Pecel, dari Suguhan Ki Gede Pemanahan hingga Ditulis di Serat Centhini

Tarian tersebut menggambarkan kehidupan para penjual nasi boran di Kabupaten Lamongan yang menjajakan dagangannya.

Di dalam tarian tersebut digambarkan kesabaran, semangat serta ketangguhan para penjual nasi boran dalam menghadapi ketatnya persaingan dan tantang hidup untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Bahkan pada 14 Agustus 2007, Tari Boran maju ke tingkat nasional dalam cara Parade Tari Nusantara 2007 di TMII Jakarta dan berhasil membawa Piala Bergilir Ibu Tien Soeharto untuk ketiga kalinya.

Hingga saat ini nasi boran tetap bertahan dan menjadi identitas diri masyarakat Kabupaten Lamongan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com