Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rihan, Atlet Disabilitas Peraih 2 Perunggu Porda Jabar, Hidup dari Honor Sopir, Utang ke Tetangga karena Pandemi, hingga Dianiaya Preman

Kompas.com - 18/09/2021, 08:21 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Nama Rihan Firdaus muncul ke permukaan belum lama ini. Ia menjadi korban pemalakan dan penganiayaan di saat sedang bekerja sebagai sopir bus jurusan Bandung-Garut.

Siapa sangka Rihan merupakan atlet disabilitas peraih dua perunggu dalam ajang Porda Jabar 2018 di Bogor.

"Saya dapat dua perunggu dari kelas lari 200 meter dan 400 meter," ujar Rihan saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Jumat (18/9/2021) malam.

Baca juga: Atlet Disabilitas Dipalak dan Dianiaya Preman Terminal Cicaheum

Rihan menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi atlet disabilitas.

Karena keterbatasan ekonomi, Rihan hanya sekolah hingga kelas 1 SMP. Rihan yang cacat di salah satu tangannya sejak lahir mengalami kecelakaan motor tahun 1996.

Saat itu, motor yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil. Hal ini membuat salah satu kakinya cacat.

"Kaki saya jadi pendek sebelah," tutur Rihan.

Baca juga: Kronologi Atlet Disabilitas Dipalak dan Dianiaya Preman di Terminal Cicaheum, Korban Dikejar sampai Kantor Polisi

Tak ingin meratapi nasib, Rihan tetap berjuang untuk bertahan hidup.

Hingga beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 2011, lelaki kelahiran Garut, 2 Agustus 1980 ini menjadi sopir bus.

Kelihaiannya menyopir ini didapat dari sang ayah yang juga berprofesi sebagai sopir.

Baca juga: Preman yang Palak dan Aniaya Atlet Disabilitas di Terminal Cicaheum Ditangkap Saat Kejar Korban sampai Kantor Polisi

Menjadi atlet

Dewan Pertimbangan NPCI Garut, Andi Supriadi bersama atlet disabilitas yang menjadi korban penganiayaan, Rihan Firdaus.  Dok ANDI SUPRIADI Dewan Pertimbangan NPCI Garut, Andi Supriadi bersama atlet disabilitas yang menjadi korban penganiayaan, Rihan Firdaus.
Suatu hari, saudaranya bernama Heru yang merupakan atlet bulu tangkis bertanya pada Rihan. Apakah ia mau menjadi atlet.

Ia yang memiliki basic dari tenis meja pun tertarik. Ia kemudian bergabung ke National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Garut.

Cabang olahraga yang ia masuki adalah atletik dan bola voli duduk.

"Saat saya masuk sedang persiapan untuk menghadapi Porda Bogor tahun 2018," kata ayah dari tiga anak ini.

Baca juga: Perjuangan Atlet Disabilitas, Hidupi Keluarga sebagai Sopir Bus, Kini Dirawat Setelah Jadi Korban Penganiayaan

Sering bentrok kerja jadi sopir dan latihan

Di sela kesibukannya menjadi sopir, ia rajin latihan. Semua program yang diberikan pelatih dilahapnya dengan semangat.

Bahkan ketika jadwal latihan bentrok dengan narik (menyopir), ia akan mencari pengganti sopir agar bisa latihan.

Padahal setiap latihan, ia tidak mendapatkan uang saku. Ada kalanya ia harus membiayai kebutuhan latihan gabungannya sendiri yang digelar sekali sepekan.

"Sekali latihan (gabungan) di Kerkof sekitar Rp 50.000. Untuk beli air mineral, makanan, ongkos, dan lainnya," ucap dia.

Baca juga: Cerita Rachel, Siswa SLB yang Menang Kompetisi Kecantikan Internasional, Kalahkan Peserta Luar Negeri

 

Uang saku hanya ratusan ribu selama 6 bulan event

Atlet disabilitas Rihan Firdaus tengah bersiap mengikuti lomba lari di ajang Porda Jabar 2018 di Bogor. Dalam kelas lari ini, Rihan meraih 2 perunggu. Dok RIHAN FIRDAUS Atlet disabilitas Rihan Firdaus tengah bersiap mengikuti lomba lari di ajang Porda Jabar 2018 di Bogor. Dalam kelas lari ini, Rihan meraih 2 perunggu.
Rihan mengaku mendapat uang saku per bulan sebagai atlet hanya enam bulan sebulan event. Besarannya sekitar Rp 150.000-Rp 300.000.

"Saya lupa berapa da sudah lama. Kalau tidak salah sekitar Rp 150.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Setelah itu ga dapat apa-apa lagi," katanya.

Uang lain yang ia terima lainnya adalah uang saku selama perlombaan berlangsung, serta hadiah medali perunggu yang diperolehnya.

Rihan mengaku lupa besaran hadiah dari dua perunggu yang diperolehnya. Namun yang pasti, jumlahnya lebih kecil dari yang didapat atlet non disabilitas.

Kini ia pun bertekad ikut event Porda Bekasi tahun 2022. Ia berharap bisa kembali membawa medali untuk Garut.

Baca juga: Perjuangan Atlet Disabilitas, Hidupi Keluarga sebagai Sopir Bus, Kini Dirawat Setelah Jadi Korban Penganiayaan

Harus utang gara-gara pandemi, hingga dilempari batu

Uang saku sebagai atlet yang nyaris tidak ada membuat Rihan harus tetap bekerja sebagai sopir bus. Apalagi ia harus menafkahi istri dan tiga orang anaknya.

Namun pandemi Covid-19 membuat serba sulit. Pemberlakuan PSBB hingga PPKM yang berjilid-jilid membuat ia tidak bisa narik.

Akhirnya ia hanya bisa diam di rumah dan mulai meminjam ke tetangga ataupun warung untuk kebutuhan makan. Jumlah utangnya mencapai Rp 3 juta dan hingga kini belum bisa ia lunasi.

Baca juga: Preman yang Palak dan Aniaya Atlet Disabilitas di Terminal Cicaheum Ditangkap Saat Kejar Korban sampai Kantor Polisi

Ketika utang belum dibayar, ia terkena musibah. Ia dipalak dan dilempari batu saat sedang bekerja hingga dirawat di rumah sakit. Bus nya pun masih ditahan polisi.

"Telinga saya yang kena lemparan batu dioperasi. Biaya rumah sakit ditanggung NPCI Jabar," ucapnya.

Kini ia menghadapi persoalan baru. Ia bingung dari mana biaya untuk mengganti perban dan lainnya. Sebab ia malu bila harus pinjam ke tetangga.

"Malu, hutang kemarin bekas makan aja belum lunas, masa sekarang mau pinjam lagi. Mau narik belum bisa da mobilnya masih di polisi," kata dia.

Saat ini, ia tinggal di rumah mertuanya. Rumah seluas 5 tumbak itu dibagi dua bersama kakak istrinya. Di rumah yang hanya ada TV, satu kamar, dan karpet itupun, mereka tinggal berlima.

"Bantuan selama pandemi, pernah dapat sembako," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com