Harapan Heri, tak ada lagi pengendara yang terjatuh dan terluka karena jalan berlubang.
Sampai saat ini, Heri masih mencoba konsisten melakukan kegiatan tersebut. Untuk menjaga semangat berbuat baik, Heri selalu ingat pesan orangtuanya.
"Kalau ada duri atau batu di jalan, singkirkan. Itu pahalanya besar," kata Heri menirukan ucapan orangtuanya.
Mengamen untuk operasional
Aspal yang dipakai Heri untuk menambal jalan merupakan sisa dari proyek pekerjaan jalan. Aspal sisa itu biasanya berbentuk gundukan dan tergeletak di pinggir jalan.
Heri memungut aspal itu dan membawanya pulang untuk bahan baku penambalan. Warganet yang mengikuti kegiatannya kerap memberi tahu Heri lokasi bekas proyek pekerjaan jalan dan tumpukan aspal.
Jika tak ada gundukan aspal bekas pekerjaan jalan yang ditemukannya, Heri terpaksa merogoh kocek membeli aspal curah dalam kemasan drum.
Untuk membeli aspal curah dan menutupi biaya operasional berkeliling Kediri, Heri tak canggung mengamen di sejumlah kesempatan, seperti car free day.
Kompas.com mengajak para pembaca berpartisipasi dalam kisah inspiratif Bapak Heri. Bantuan Anda akan sangat bermanfaat menyelamatkan pengendara di jalan-jalan alternatif dengan cara klik di sini.
Cara mengamennya tak bernyanyi, pria itu menggunakan kostum robot hingga membuat pertunjukan manusia terbang.
Baca juga: Cerita Satpol PP Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Warga Isoman, Ada yang Rela Jual Motor
Dengan kostum robot yang dibeli sendiri itu, Heri menawarkan jasa swafoto dengan bayaran seikhlasnya.
Meski harga kostum tersebut cukup mahal hingga mencapai jutaan, tetapi hasil yang didapat dari mengamen cukup lumayan.
"Saya ngamennya dengan anak saya. Hasilnya sebagian untuk beli aspal," kata Purnomo.
Namun, pencarian dana dengan mengamen itu sudah tidak dilakukannya lagi, mengingat selama dua tahun ini tengah pandemi.
Selain mengamen, sumber dana yang didapat bapak tiga anak ini kadang berasal dari sumbangan orang yang peduli dengan aktivitasnya.
Hampir ditabrak mobil
Banyak pengalaman yang dirasakan Heri saat melakukan aktivitas itu. Ia pernah menghadapi bahaya karena bekerja di jalanan.
Heri masih ingat hampir ditabrak sebuah mobil saat menambal lubang di tengah jalan. Padahal, Heri sudah memasang corong penanda rambu lalu lintas.
"Untung mobilnya masih bisa mengerem. Akhirnya sopirnya turun dan meminta maaf," tuturnya.