Adhitya mengaku tidak menyangka tatonya viral di media sosial. Bahkan ada yang menyamakan tatonya dengan warga asing yang merajah gambar serupa.
Saat Kompas.com memindai tato Adhitya menggunakan kamera ponsel, QR code itu belum langsung terhubung ke sertifikat vaksinnya.
"Mungkin karena masih baru ya, masih basah semoga bisa di-scan jadi tidak perlu buka aplikasi," kata dia.
Dia pun mengajak semua pihak yang sebelumnya tidak mau divaksin untuk mau mengikuti program pemerintah.
Baca juga: Selamatkan Seni Tato yang Hampir Punah di Mentawai, dari Motif Mata Jaring hingga Tumbuhan Berduri
"Semoga semakin membaik setelah semuanya divaksin, dan bisa hidup normal kembali," kata Adhitya.
"Harapannya wisata bisa segera dibuka kembali meski dengan protokol kesehatan yang ketat. Kasihan warga terutama di kawasan pantai yang menggantungkan hidup disana harus kehilangan pendapatan lebih dari delapan minggu," sambung dia.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty tidak berkomentar banyak soal ada warga yang menato QR code sertifikat tanda sudah divaksin Covid-19.
"Mungkin karena merasa senang sudah mendapat vaksin," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.