Bisa saja terpapar zat kimia
Ia pun mengaku sangat prihatin dengan peristiwa yang terjadi di Pulau Kelang, apalagi dugong merupakan satwa yang dlindungi oleh negara.
Selain itu hal yang paling dikhawatirkan, dugong yang mati terdampar di Pulau Kelang itu bisa saja telah terkontaminasi zat kimia.
Menurutnya ada banyak alasasan atau penyebab yang mengakibatkan dugong itu terdampar dan mati.
Bisa saja karena dugong itu kehabisan makanan dan pergi mencari makanan di luar habitatnya hingga terjebak air surut, bisa juga karena dugong itu terkontaminasi zat kimia hingga mengonsumsi sampah yang mengandung racun.
“Jadi yang sangat dikhwatirkan itu kalau warga menganggap itu obat tapi ternyata dugong itu mati karena terpapar zat kimia itu malah akan membahayakan warga itu sendiri,” ungkapnya.
Ia juga berpendapat harusnya warga menguburkan dugong yang mati terdampar itu dan tidak mengonsumsinya, sebab bisa saja daging dugong yang dikonsumsi malah akan menjadi bibit penyakit bagi warga.
“Harusnya dikubur saja itu lebih baik daripada dikonsumsi karena risikonya besar,” katanya.
Baca juga: Jangan Tertukar Lagi, Ini Beda Dugong, Pesut dan Lumba-lumba
Satwa dilindungi
Dugong sendiri merupakan jenis mamalia yang dilindungi di Indonesia.
Perlindungan terhadap satwa tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 106 Tahun 2018 dan sejumlah undang-undang lainnya, salah satunya undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, Seto Somar mengaku, sebagai satwa yang dilindungi negara, warga di Pulau Kelang seharusnya tidak memotong dan mengonsumsi dugong yang mati terdampar.
Menutnya warga harusnya menyadari bahwa mengkonsumsi dugong yang mati terdampar sangat berisiko terhadap kesehatan dan bukan sebaliknya.
“Seharusnya warga tidak harus memotong dugong untuk dikonsumsi karena selain satwa ini dilindungi kita juga harus tahu dulu penyebab satwa itu terdampar dan mati jangan sampai dugong itu sakit atau terpapar zat kimia,” katanya.
Baca juga: Tukang Becak Bunuh Kekasihnya, Kapolres: Kesal Korban Sering Mandi Malam
Menurutnya jika dugong yang terdampar mati di Pulau Kelang itu terpapar penyakit atau zat kimia maka hal itu justru akan lebih membahayakan kesehatan warga.
“Karena itu bisa menyebabkan penularan penyakit dari satwa ke manusia itu yang harus diwaspadai itu yang bahaya, kan pasti terdampar itu ada penyebabnya bisa saja konsumsi zat kimia dan sebagainya,” katanya.
BKSDA Maluku sendiri sangat menyayangkan keputusan warga di Pulau Kelang untuk memotong-motong dan mengkonsumsi dugong yang mati terdampar tersebut.
Ia berharap ke depan warga bisa lebih bijak.
“Kalau ada kasus seperti itu lagi tolong laporkan ke petugas, pemda kalau bisa ditanam jangan sampai jadi sumber penyakit, kalau ditemukan hidup bisa dibantu untuk dibawa ke laut yang lebih tenang untuk dilepsliarkan,” imbaunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.