Bertaruh nyawa
Bertaruh nyawa bagi para siswa di Desa Urung untuk bisa pergi ke sekolah menimba ilmu sudah menjadi hal biasa.
Kepala SD Negeri 11 Seram Timur, Ahmad Naim Wokas mengakui para siswa dan guru dari Desa Urung setiap harinya harus berjalan kaki menyusuri pantai dan menyeberangi sungai yang deras demi bisa ke sekolah.
Saat peringatan HUT RI di Desa Loko yang berlangsung pagi tadi, para siswanya juga bertaruh nyawa sambil berenang menyeberangi sungai menuju lokasi upacara.
Ia mengatakan, para siswa dari desa tersebut terpaksa berenang karena tidak ada akses jalan darat yang menghubungkan Desa Urung dengan Desa Loko.
“Tadi mereka bernenang saat lewati sungai menuju lokasi upacara itu, jadi memang saat upacara tadi basah semua,” katanya kepada Kompas.com via telepon seluler.
Ahmad mengaku, ia sempat membawa bantuan speedboat untuk mengangkut para siswa dari desa tersebut, namun sebagian siswa telah lebih dulu memilih berenang menyeberangi sungai.
Baca juga: Pimpin Upacara HUT Ke-76 RI, Ganjar Pakai Baju Hazmat, Lukas Enembe Diinfus
“Tadi saya arahkan speedboat ke sana untuk angkut mereka tapi ada sebagian yang sudah berenang,” katanya.
Menurut Ahmad kendala yang selama ini dihadapi para siswa dan guru di desa itu saat ke sekolah karena tidak ada jembatan penghubung di sungai-sungai tersebut. Kondisi semakin memprihatinkan saat musim penghujan dan pagi hari saat air pasang.
Saat kondisi tersebut, kata Ahmad mau dan tidak mau para siswa dan guru harus berenang menyeberangi sungai-sungai.
Menurut Ahmad saat baru satu jembatan yang dibangun di salah satu sungai di wilayah itu oleh warga secara swadaya.
“Dari empat kali itu baru di kali Madar yang dibangun jembatan darurat oleh masyarakat, itu dibangun secara swadaya untuk anak-anak sekolah menyeberang ke sekolah,” katanya.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat melihat kondisi di wilayah tersebut demi membantu masyarakat khususnya para siswa dan guru yang setiap hari harus bertaruh nyawa demi bisa pergi ke sekolah.
“Semoga saja masalah ini bisa dilihat oleh pemrintah agar anak-anak kami di sini bisa pergi ke sekolah dengan baik,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.