Bahkan, Boen pernah memakai nama genit Madame d\'Eden Lovely.
Namun nama “Im Yang Tjoe” tampaknya menjadi nama favoritnya karena Boen memakainya sejak 1925 sampai 1950-an.
Boen memang terlahir sebagai seorang penulis.
Baca juga: Asal-usul Marhaenisme, Ideologi yang Tercetus Kala Bung Karno Bersepeda
Novelnya yang pertama berjudul “Soepardi dan Soendari” (Berpisa Pada Waktoe Hidoep, Berkoempoel Pada Waktoe Mati), terbit dalam majalah Penghidoepan di Surabaya pada 1925.
Inilah pertama kali Boen menggunakan nama samaran "Im Yang Tjoe", saat ia berusia 20 tahun.
Sebagian karyanya yang lain seperti Oh Harta yang terbit pada 1928. Karya Itoe Bidadari dari Rawa Pening dan Koepoe-Koepoe di Dalam Halimoen, keduanya pada 1929 dan Soerat Resia di Tangkoe-ban-praoe pada 1930.
Baca juga: Cerita Mistis Sekitar Bung Karno
Selanjutnya, Ketesan Aer Mata di Padang-lalang pada 1930, Gelap Goelita Lantaran Sajapanja Kampret dari Yomani pada 1931.
Kemudian pada 1933, Boen menelorkan dua novel lainnya, Angin Pagoenoengan dan Koemandangnja Soemoer Djalatoenda.
Karya-karya itu terbit di berbagai kota di Jawa. Setelah Indonesia merdeka, Boen juga menulis banyak cerita berlatar legenda rakyat, sejarah nusantara, dan tokoh pewayangan.
Baca juga: Buka Pameran Lukisan Pancasila dan Bung Karno, Ini Harapan Wawali Surabaya Armuji pada Pemuda
Di Bandung sekitar 1930-32, Boen menjadi Pemimpin Redaksi Soemanget. Dia juga pernah menjabat sebagai pimpinan Biographical Publishing Centre di Solo, yang menerbitkan salah satu bukunya berjudul Orang Tionghoa Jang Terkemoeka di Java pada 1935.
Selama menjadi jurnalis surat kabar Soemanget, Boen pernah bertemu dengan Soekarno di Bandung.
Baca juga: Menilik Patung Bung Karno Menunggang Kuda dan Mitos Jumlah Kaki Terangkat...
Barangkali pertemuan dan wawancara itu terjadi selepas Bung Karno menjalani hukumannya di penjara Sukamiskin, sekitar 1932 atau 1933.
Dalam buku Soekarno Sebagi Manoesia, Boen mengungkapkan sosok Soekarno sebagai manusia biasa.
Ketika menulis pun Boen tidak pernah membayangkan Soekarno kelak menjadi presiden pertama Republik ini.