Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rob di Pesisir Cipatujah Tasikmalaya, Air Masuk ke Rumah Warga

Kompas.com - 12/08/2021, 11:25 WIB
Irwan Nugraha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Banjir rob menerjang wilayah pesisir Pantai Cipatujah di bagian selatan Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (12/8/2021) dini hari.

Banjir dari air laut yang pasang itu membuat warga pesisir panik dan sempat mengungsi ke lokasi aman di wilayah setempat.

Banjir rob di Kampung Pasanggrahan, Desa Cipatujah, luapan air laut sampai ke pemukiman warga, atau sekitar 100 meter dari bibir pantai.

Ketinggian air mencapai 50 sentimeter.

Baca juga: PPKM Level 3 Kota Tasikmalaya, Belajar Tatap Muka Terbatas Segera Dimulai

Sampai Kamis pagi, warga masih khawatir banjir susulan yang lebih besar, karena gelombang air laut masih tinggi di kawasan pesisir selatan Tasikmalaya.

"Kami panik dan mengungsi ke daerah yang aman. Warga Pasanggrahan, Desa Cipatujah, bahkan sampai setengah meter air masuk ke rumah. Kami mohon Pak Bupati dan Pak Gubernur bisa meninjau lokasi bencana di kami, karena gelombang masih tinggi sampai sekarang," ujar Sonson Riston (54), salah seorang warga Cipatujah, Tasikmalaya, kepada wartawan, Kamis.

Baca juga: Luhut Sebut Potensi Kerugian akibat Banjir Rob Lebih dari Rp 1.000 Triliun

Sonson menambahkan, luapan air laut ke pemukiman tersebut terjadi secara tiba-tiba sejak malam sampai dini hari tadi.

Warga di kampungnya langsung meninggalkan rumah yang dekat dengan pinggir pantai, karena air masuk dan menggenangi rumah.

Bahkan, banjir juga menggenangi Jalan Raya Cipatujah-Garut yang jaraknya sangat jauh dari bibir pantai.

"Banjir pun sampai ke jalan Raya dan deras mengalir. Sekarang sudah mulai surut kembali, tapi dikhawatirkan akan terjadi lagi banjir rob. Warga masih waspada dan sebagian mengungsi," kata dia.

Baca juga: Banjir Rob Terjang Pantai Cacalan, Warga Diminta Waspada Ombak Tinggi

Rahmat, seorang relawan bencana di Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, menyampaikan hal senada.

Menurut dia, luapan air laut tersebut menutupi jalan desa dan menerjang warung-warung di sekitar bibir pantai.

 

Air bergerak cepat membawa ranting dan sampah di laut, sehingga membuat kerusakan ringan bangunan warung milik warga tersebut.

Para relawan meminta warga tetap waspada, tapi tidak perlu panik.

"Kalau air enggak terlalu tinggi, paling hanya selutut, tapi pergerakannya cepat dan mebawa sampah dan ranting-ranting di laut sampai masuk bangunan rumah dan warung milik warga. Kita hanya mengimbau warga tidak panik tapi tetap waspada, karena memang gelombang lautnya masih tinggi sampai sekarang," kata Rahmat.

Sementara itu, Kepala Satpolair Polres Tasikmalaya Inspektur Satu Sujarmanto membenarkan bahwa masih terjadi gelombang tinggi di wilayah pantai selatan Tasikmalaya sejak beberapa hari sebelumnya.

Pihaknya pun mengimbau warga pesisir pantai untuk waspada banjir rob susulan.

"Gelombang memang sedang tinggi sejak beberapa terkahir. Warga diimbau tetap waspada saat kondisi seperti ini," kata Sujarmanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com