Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filosofi Udeng, Bukan Sekadar Ikat Kepala Masyarakat Bali

Kompas.com - 11/08/2021, 15:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Udeng, pengikat kepala di masyarakat Bali, sejatinya mengajarkan banyak hal. Salah satunya adalah mempertemukan manusia masa kini dengan penggalan sejarah dan kebudayaan yang dimilikinya.

Ikat kepala merupakan sebuah tradisi unik yang banyak dipakai oleh berbagai suku di tanah air.

Terbuat dari kain dan dibentuk secara manual, penutup kepala tradisional ini dibuat dengan keterampilan, ketekunan, kejelian dan kesabaran, serta rasa estetika tinggi. Ikat kepala memiliki bentuk dan nama yang beragam tergantung dari mana ikat kepala itu berasal.

Baca juga: PPKM Level 4 Bali Diperpanjang, Gubernur Koster: PPDN Wajib Kantongi Hasil Tes PCR Negatif

Di kalangan masyarakat Sunda, ikat kepala disebut dengan iket atau totopong.

Lain lagi di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur bagian timur yang disebut iket (dan kemudian di Jawa Tengah berkembang menjadi blangkon) dan udeng untuk masyarakat Jawa Timur bagian barat.

Udeng ini juga menjadi sebutan untuk ikat kepala yang digunakan masyarakat di Bali.

Bukan sekadar penutup kepala

Puluhan udeng atau destar berbagai motif dan bentuk dijual di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38. PKB berlangsung 11 Juni sampai 9 Juli 2016 di Taman Budaya, Art Center, Denpasar, Bali.KOMPAS.COM/SRI LESTARI Puluhan udeng atau destar berbagai motif dan bentuk dijual di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38. PKB berlangsung 11 Juni sampai 9 Juli 2016 di Taman Budaya, Art Center, Denpasar, Bali.
Dikutip dari Indonesia.go.id, udeng bukan sekadar penutup kepala bagi masyarakat Bali.

Udeng dipakai oleh kaum laki-laki Bali baik dewasa atau pun anak-anak dari berbagai kalangan mulai atas hingga menengah ke bawah.

Udeng terbuat dari kain berukuran panjang 50 sentimeter dan cara pembuatannya juga tak bisa dilakukan sembarangan.

Tidak setiap orang bisa membuat udeng. Perlu keahlian khusus untuk membuatnya sehingga tampak apik dan sesuai dengan makna udeng itu sendiri.

Baca juga: Satgas Covid-19: Kepatuhan Warga Terapkan Prokes Terus Meningkat di Jawa-Bali

Udeng di Bali bisa ditemui dengan beragam corak dan bentuk. Ada udeng warna putih, hitam, ataupun bermotif batik.

Setiap warna pada udeng ternyata memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Bali.

Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali telah menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna putih sebagai makna kembali kepada fitrah, kejernihan, dan kedamaian pikiran, serta kemurnian diri.

Untuk berkabung, udeng berwarna hitam, dan untuk kegiatan sosial lainnya berwarna batik atau selain hitam dan putih.

Baca juga: Menari-nari hingga Gedor Warung, WNA Tanzania di Bali Ini Depresi karena Kehabisan Uang

Ilustrasi Bali - Para umat Hindu sedang melakukan ritual di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali.SHUTTERSTOCK / Viktoriya Krayn Ilustrasi Bali - Para umat Hindu sedang melakukan ritual di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali.
Ikat kepala dari Pulau Dewata ini merupakan simbol dari ngiket manah atau pemusatan pikiran.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com