KOMPAS.com - Udeng, pengikat kepala di masyarakat Bali, sejatinya mengajarkan banyak hal. Salah satunya adalah mempertemukan manusia masa kini dengan penggalan sejarah dan kebudayaan yang dimilikinya.
Ikat kepala merupakan sebuah tradisi unik yang banyak dipakai oleh berbagai suku di tanah air.
Terbuat dari kain dan dibentuk secara manual, penutup kepala tradisional ini dibuat dengan keterampilan, ketekunan, kejelian dan kesabaran, serta rasa estetika tinggi. Ikat kepala memiliki bentuk dan nama yang beragam tergantung dari mana ikat kepala itu berasal.
Baca juga: PPKM Level 4 Bali Diperpanjang, Gubernur Koster: PPDN Wajib Kantongi Hasil Tes PCR Negatif
Di kalangan masyarakat Sunda, ikat kepala disebut dengan iket atau totopong.
Lain lagi di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur bagian timur yang disebut iket (dan kemudian di Jawa Tengah berkembang menjadi blangkon) dan udeng untuk masyarakat Jawa Timur bagian barat.
Udeng ini juga menjadi sebutan untuk ikat kepala yang digunakan masyarakat di Bali.
Udeng dipakai oleh kaum laki-laki Bali baik dewasa atau pun anak-anak dari berbagai kalangan mulai atas hingga menengah ke bawah.
Udeng terbuat dari kain berukuran panjang 50 sentimeter dan cara pembuatannya juga tak bisa dilakukan sembarangan.
Tidak setiap orang bisa membuat udeng. Perlu keahlian khusus untuk membuatnya sehingga tampak apik dan sesuai dengan makna udeng itu sendiri.
Baca juga: Satgas Covid-19: Kepatuhan Warga Terapkan Prokes Terus Meningkat di Jawa-Bali
Udeng di Bali bisa ditemui dengan beragam corak dan bentuk. Ada udeng warna putih, hitam, ataupun bermotif batik.
Setiap warna pada udeng ternyata memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Bali.
Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali telah menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna putih sebagai makna kembali kepada fitrah, kejernihan, dan kedamaian pikiran, serta kemurnian diri.
Untuk berkabung, udeng berwarna hitam, dan untuk kegiatan sosial lainnya berwarna batik atau selain hitam dan putih.
Baca juga: Menari-nari hingga Gedor Warung, WNA Tanzania di Bali Ini Depresi karena Kehabisan Uang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.