SEMARANG, KOMPAS.com - Baliho raksasa bergambar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani marak bertebaran di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Di Kota Semarang, baliho bertuliskan Kepak Sayap Kebhinekaan dengan logo banteng moncong putih itu terpasang di beberapa titik.
Di antaranya Jalan Pahlawan, Jalan Sultan Agung, Jalan Pandanaran, Jalan Majapahit dan beberapa titik lainnya.
Baca juga: Baliho Bertebaran, Elite Politik Dianggap Tak Peka dengan Warga Terdampak Pandemi
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menjelaskan makna tulisan "Kepak Sayap Kebhinnekaan" yang tertera di billboard dan baliho bergambar Puan.
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini, kepak sayap diartikan sebagai burung.
“Burung yang terbang pasti ada kerja sama sayap kiri dan kanan, kepaknya berirama. Seandainya Burung Garuda, di sana ada Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinnekaan maknanya persatuan. Kita terdiri dari berbagai suku bangsa, bagaimana kebhinnekaan hidup dengan kerja sama,” kata Bambang dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).
Bambang menjelaskan pemasangan baliho tersebut merupakan keputusan rapat Fraksi PDI-P DPR RI yang digelar pada Juni lalu saat Bulan Bung Karno.
“Ini keputusan fraksi. Ngobrolnya (rapat) di lantai 7 DPR RI. Semula dari spontanitas anggota (fraksi) kemudian dikoordinir pimpinan fraksi. Supaya punya dampak, pemasangannya harus serentak,” ujarnya.
Baca juga: Baliho Bergambar Puan Bertebaran di Yogya, Ketua DPP PDI-P DIY: Kami Tak Diinstruksikan
Bambang mengungkapkan sudah menjadi kebiasaan saat berkumpul, para anggota Fraksi PDI-P DPR RI bebas mengeluarkan ide sebagai bentuk kebebasan berpendapat.
“Ada kebebasan berpendapat di PDI-P ketika sudah ngobrol di lantai 7, bebas. Ide gila pun dibiarkan. Juni saat Bulan Bung Karno, kan kita punya cucu Presiden yang jadi Ketua DPR RI, kok enggak kita angkat ini,” ungkap Sekretaris Fraksi PDI-P DPR RI ini.