Demi menghindari penularan di keluarga, Munadi meminta istri dan anaknya menjalani tes Covid-19. Hasilnya, sang anak dinyatakan positif Covid-19, tanpa gejala. Sementara istrinya negatif karena telah divaksin.
"Saya, anak saya dan istri saya pisah kamar dengan protokol kesehatan. Kalau istri antar makanan, ditaruh di depan pintu," ungkapnya.
Saat menjalani isolasi mandiri, Munadi berturut-turut mendapat kabar duka dari kerabatnya.
Pada 7 Juli, nenek Munadi meninggal. Selang empat hari, adik sepupu dan adik kandung Munadi meninggal.
Pada 14 Juli, adik sepupu alamarhumah ibu Munadi juga berpulang. Terakhir, ipar Munadi meninggal pada 16 Juli.
Baca juga: 140 Rumah Sehat di Masing-masing Kelurahan di Surabaya Mulai Beroperasi
"Keluarga saya semuanya enam orang. Sedangkan tetangga ibu yang meninggal ada tujuh orang. Mereka semua ikut merawat ibu mulai dari sakit hingga ibu meninggal dunia," ungkap Munadi lagi.
Munadi merasakan suasana mencekam di keluarga dan desanya. Banyak kabar duka yang diterimanya dalam waktu berdekatan.
Meski begitu, Munadi berusaha tenang. Ia rajin mengonsumsi ramuan empon-empon. Tetangganya juga mengonsumsi minuman tersebut.
Menurutnya, banyak yang memilih isolasi mandiri karena seluruh rumah sakit sudah penuh.
"17 tabung oksigen saya habiskan dari ukuran kecil higga besar. Saya rajin minum empon-empon dan pasrah kepada Allah dengan rajin beribadah," katanya.