BLORA, KOMPAS.com - Cakupan vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih jauh dari harapan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Edi Widayat mengatakan, pada akhir tahun ini diusahakan semua masyarakat Blora sudah melakukan vaksinasi.
"Target kami secepatnya, namun kita punya target paling lambat Desember. Tapi harapan kami akan tercapai target itu tinggal menunggu jumlah vaksin yang ada," ucap Edi saat meninjau vaksinasi di Rutan Kelas II B Blora, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Padang Panjang Habis, Bagimana Nasib Warga yang Belum Vaksin?
Namun, kata Edi, target tersebut tidak akan mudah tercapai mengingat hingga akhir Juli ini, capaian vaksinasi baru sekitar 15 persen.
Dikatakan Edi, untuk dosis pertama, jumlah yang divaksin sekitar 107.000 orang.
Sementara untuk vaksin dosis kedua baru sekitar 53.000 orang, dari total target sasaran sekitar 715.000 orang.
"Jadi kita sudah mencapai 15,2 persen dari target sasaran yang ditargetkan untuk sejumlah penduduk di Kabupaten Blora," katanya.
Sementara itu, Ketua Korwil Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Eks Karesidenan Pati tersebut mengaku capaian vaksinasi terbanyak terdapat pada golongan tenaga kesehatan (nakes).
Sementara capaian vaksinasi paling sedikit terdapat pada golongan anak-anak dan remaja.
"Capaian paling banyak di pelayanan publik sudah sekitar 83 persen, terus nakes 113 persen. Paling minim di lansia sekarang baru 27 persen itu yang tahap-tahap awal, terus untuk anak-anak dan remaja baru dimulai pada minggu kemarin baru dosis 1, dosis kedua harus menunggu 28 hari," jelasnya.
Baca juga: Stok Vaksin Mulai Menipis, Kadinkes Sumsel: Kita Sudah Teriak-teriak Agar Segera Dikirim
Lebih lanjut, Camat Todanan itu mengungkapkan, distribusi vaksinasi dari pemerintah pusat ke wilayahnya masih jauh dari yang dibutuhkannya.
"Distribusi vaksin lancar setiap minggu tetap ada, namun masih jauh dari kebutuhan kabupaten Blora," ujarnya.
Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Todonan tidak pernah mengajukan vaksin ke pemerintah pusat.
"Kita enggak pernah mengajukan, mereka (pusat) lewat aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik (SMILE). Jadi ketika mereka melihat aplikasi SMILE kita stok vaksin tidak ada, mereka langsung mengirim," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.