Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polwan Ini Jadikan Rumahnya Posko Kemanusiaan untuk Puluhan Anak Korban Badai Seroja

Kompas.com - 26/07/2021, 09:18 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Bripka Honny Bait, Polwan pada Direktorat Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), terlihat begitu bersemangat saat berkumpul dengan puluhan anak-anak di rumahnya.

Mereka berbaur menjadi satu di teras bagian samping rumahnya, yang terletak di Jalan Fatunesi, Kampung Amanuban, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Sabtu (24/7/2021) petang.

Beralaskan terpal plastik warna biru, para anak-anak korban badai seroja ini nampak duduk menjaga jarak dan tertib memakai masker.

Ada sekitar 50 orang anak berusia 3 hingga 14 tahun berkumpul di rumah Bripka Honny.

Baca juga: Saat Warga Madiun Gunakan Tradisi Dongkrek Usir Wabah Covid-19...

Sejak awal April 2021 lalu, rumahnya menjadi posko bayangan untuk menampung anak-anak dan kaum ibu korban badai seroja.

Selain sebagai korban badai seroja, mereka juga terdampak dari penyebaran virus Covid-19 karena orangtua mereka kehilangan pekerjaan.

Di Kelurahan Oebufu didirikan empat posko untuk menampung dan membantu 164 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat longsor dan badai seroja.

Bripka Honny dan suaminya Joy Neno yang merupakan anggota Subden Gegana Satuan Brimob Polda NTT, menjadikan rumah mereka sebagai posko sementara untuk menampung bantuan dan kaum ibu serta anak yang belum tertampung di empat posko yang ada.

Namun, anak-anak dan kaum ibu terus menjadikan rumah ini sebagai posko hingga saat ini.

Berbekal kecintaannya pada anak-anak, Bripka Honny Bait kemudian menampung anak-anak tersebut.

 

Makan gratis

Selain menampung, Bripka Honny juga memberikan makanan gratis dan mencari donatur untuk membantu para keluarga terdampak badai seroja.

Di rumahnya, dilakukan trauma healing, pelayanan rohani, makan gratis, wifi gratis, pengobatan gratis dan pemberian bantuan.

Saat anak-anak belajar dan bersukacita agar tidak trauma, ibu-ibu mereka membantu kegiatan di dapur.

Dapur rumah Joy Neno dan Honny Bait pun berubah menjadi dapur umum.

Hampir setiap hari, puluhan ibu-ibu ini memasak dan membuat kue serta memasak nasi untuk dibagikan kepada anak-anak.

"Saya memang fokus perhatian pada anak-anak karena mereka kehilangan tempat tinggal. Bayangkan ada 164 KK yang kehilangan rumah dan rata-rata kepala keluarga memiliki tiga hingga lima orang anak," ujar Bripka Honny, kepada sejumlah wartawan.

Selain menampung anak-anak dan memberikan makanan gratis serta layanan wifi gratis, dia pun aktif mencari donatur bagi anak-anak dan korban Badai seroja.

Bantuan pun mengalir dari Kapolda NTT dan Direktur Lantas Polda NTT serta sejumlah donatur.

Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu sempat menyambangi posko ini dan berbaur dengan anak-anak.

Bantuan tidak hanya dari Polri tetapi juga dari TNI dan ketua serta pengurus Bhayangkari Polda NTT.

Baca juga: Penyebaran Covid-19 di Kota Blitar Tinggi, Apa Penyebabnya?

Terkadang donatur mengirimkan makanan siap saji atau beras dan terigu yang diolah oleh ibu-ibu korban badai seroja.

Bripka Honny pun aktif mengontrol aktivitas kaum ibu agar makanan yang disiapkan higienis.

Sang suami, Bripka Joy Neno pun tidak tinggal diam melihat kesibukan sang istri dan para kaum ibu.

Bripka Joy Neno tidak segan-segan turun ke dapur membantu Bripka Honny dan kaum ibu menyiapkan makanan.

"Saya sangat bersyukur karena kegiatan kemanusiaan ini didukung penuh suami dan anak-anak saya serta keluarga, bahkan mendapat perhatian dari lurah dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Oebufu," ujar Bripka Honny.

Anak-anak belajar

Saat para ibu sibuk memasak, anak-anak dikumpulkan untuk bernyanyi dan belajar bersama dan sesekali diberikan kuis berhadiah.

Anak-anak pun ceria seakan melupakan badai yang menghancurkan rumah mereka.

Bripka Honny sendiri mengatur waktu kerjanya sehingga tugas pokok tidak terganggu dengan pelayanan kemanusiaan yang dilakukan.

Setiap pulang kantor, ia rajin menyapa anak-anak. Agar anak-anak tetap bisa sekolah secara daring maka pihaknya pun menggratiskan pemakaian wifi.

Terkadang, ia mendampingi anak-anak mengerjakan tugas sekokah. Karena kedekatannya dengan anak-anak ini maka anak-anak pun menyapanya dengan sebutan bunda.

Berbekal keaktifannya di kegiatan rohani di gereja GMIT Maranatha Oebufu maka setiap hari minggu, rumahnya menjadi tempat anak-anak melakukan ibadah sekolah minggu.

Bripka Honny pun membagikan susu bagi anak-anak dan pampers bagi anak dan ibu mereka serta bantuan kemanusiaan lainnya.

Ia menyadari kalau dalam masa pandemi Covid-19 dan pasca badai seroja, banyak orang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal karena lahan mereka longsor sehingga tidak bisa membangun kembali rumah mereka.

"Harapan saya yang paling penting, anak-anak ini dibantu dan tetap semangat belajar dan saya minta pemerintah tolong segera bantu perumahan bagi orangtua mereka. Biar mereka juga hidup nyaman dan aman," ujar dia.

Baca juga: Soal Warga Rampas Jenazah Pasien Covid-19 di Kupang, Keluarga Minta Maaf, Suami dan Anak Ikut Terpapar

Dirinya mengaku apa yang dilakukan bukan untuk mencari nama tetapi karena keterpanggilan dan rasa kasihan pada anak-anak.

"Kami bukan mau cari nama tapi mungkin saja dengan sedikit bantuan yang kami berikan bisa membantu anak-anak dan orang tuanya," ujar dia.

Bripka Honny yakin, anak-anak yang diasuhnya adalah menjadi berkat baginya, sehingga banyak pula berkat yang diterima untuk dibagikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com