Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kisah Pernikahan Saat Pandemi, Akad di Dalam Bus yang Berjalan hingga Bagikan Hampers karena Batal Resepsi

Kompas.com - 23/07/2021, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Sejumlah rencana pun harus ditunda salah satu resepsi pernikahan.

Namun beberapa penikahan pun tetap digelar dengan protokol kesehatan dan beradaptasi dengan kondisi saat in.

Seperti di Boyolali. Pasangan pengantin melangsungkan ijab kabul di dalam bus yang sedang berjalan setelah acara di rumah batal digelar karena penerapan PPKM.

Sedangkan di Salatiga, pasangan pengantin baru membagikan hampers katering setelah batal menggelar resepsi. Mereka membagikan hampers kepada warga yang melintas di jalan usai menggelar pemberkatan sederhana di gereja.

Dan berikut lima kisah pernikahan yang tetap digelar selama pandemi:

1. Menikah di atas bus yang berjalan

Pasangan Angga Hayu Joko Siswoyo dan Titin Rachmatul Ummah melangsungkan ijab kabul dengan cara yang unik di bus yang sedang melaju.Dokumentasi Titin Rachmatul Ummah Pasangan Angga Hayu Joko Siswoyo dan Titin Rachmatul Ummah melangsungkan ijab kabul dengan cara yang unik di bus yang sedang melaju.
Angga dan Titin, warga Kabupaten Boyolali menggelar ijab kabul di atas bus yang berjalan pada Mingggu (11/7/2021).

Titin bercerita, awalnya mereka akan menggelar akad nikah di rumah. Ratusan undangan sudah dibagikan dan acara sudah dipersiapkan.

Namun karena kebijakan PPKM, acara tersebut dibatalkan. Mereka pun mencari solusi dengan menikah di atas bus yang berjalan dan dihadiri hanya 12 orang.

Selain ijab kabul, di atas bus mereka juga melakukan prosesi serah tampi serta sungkeman. Selama akad nikah, para penumpang menggunakan masker dan pelindung wajah.

Titin mengatakan, prosesi ijab kabul dimulai pukul 07.00 WIB. Mereka bersama rombongan, saksi, dan keluarga inti datang ke KUA Sambi untuk menjemput penghulu.

"Kita ijab kabul jam 7 pagi sampai acara akhir itu jam 1 siang," ungkapnya.

Baca juga: Pernikahan Unik di Boyolali, Pengantin Ini Langsungkan Ijab Kabul di Bus yang Sedang Berjalan

2. Bagikan hampers karena gagal gelar resepsi

Pasangan Yves Christio Dyarenggasto dan Primadinar Sekar Ratri membagikan hampers kepada pengguna jalan.KOMPAS.com/Ist Pasangan Yves Christio Dyarenggasto dan Primadinar Sekar Ratri membagikan hampers kepada pengguna jalan.
Pasangan Yves Christio Dyarenggasto (28) dan Primadinar Sekar Ratri (26) membagikan hampers katering kepada warga karena gagal menggelar resepsi.

Pembagian makanan tersebut dilakukan warga asal Kota Salatiga itu usai menggelar pemberkatan sederhana di Gereja Kristus Tuhan pada Minggu (27/6/2021).

Pemberkatan hanya dihadiri 10 orang dari keluaga inti.

Tyo bercerita, awalnya mereka akan menggelar resepsi di hotel namun gagal karena pemberlakukan PPKM. Mereka baru mengetahui dua hari sebelum resepsi digelar.

"Aturan baru ini lebih ketat. Yakni larangan untuk mengadakan resepsi. Padahal saat itu undangan juga sudah tersebar. Kami juga sudah melunasi dan memberesi kewajiban kepada vendor," ungkapnya.

Hampers katering tersebut dibagikan kepada pengguna jalan di Jalan Diponegoro, Jalan Moh. Yamin, dan di area Lapangan Pancasila Salatiga.

"Katering sudah dipesan dan dibayar, tentu tidak mungkin dibatalkan. Kami berpikir ini harus bermanfaat, jadi kami memilih membagikan kepada orang lain," jelas Dinar.

Baca juga: Batal Resepsi, Pasangan Ini Bagikan Hampers ke Pengguna Jalan

3. Akad nikah di rumah karantina

Proses ijab qabul pasien Covid-19 di Pacitan, Jawa Timur, Kamis (24/7/2020).SURYA/Tim Gugus Tugas Covid-19 Pacitan Proses ijab qabul pasien Covid-19 di Pacitan, Jawa Timur, Kamis (24/7/2020).
AF (20), warga Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan mengucapkan ijab kabul di rumah isolasi Wisma Atlet Pacitan pada Kamis (23/7/2020.

AF terpaksa hari menjalani isolasi karena ia terkonfirmasi positif Covid-19 beberapa hari sebelum akad nikah digelar.

Prosesi akad nikah di rumah karantina Covid-19, Wisma Atlet Pacitan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat tanpa dihadiri keluarga.

Sedangkan resepsi yang rencananya digelar rumah pengantin perempuan, MRA batal digelar.

Usai akad nikah, pasangan pengantin tersebut harus rela terpisah. AF melanjutkan isolasi dan MRA kembali ke rumah.

Meski belum bisa bertemu dengan suaminya yang masih dikarantina, MRA tetap bersyukur karena akad nikah telah berlangsung dengan lancar.

"Saya merasa senang karena kini sudah sah sebagai suami istri, meski kami belum bisa bersatu,” terang MRA di rumahnya, Selasa (28/7/2020).

Baca juga: Akad Nikah di Tempat Isolasi Covid-19, Pesta Pernikahan di Rumah Mempelai Wanita Gagal Digelar

4. Akad nikah, penghulu duduk di luar teras

Prosesi akad nikah Sugiyanto dan Ngatini pada Minggu (18/7/2021). Karena pengantin pria terkonfirmasi positif Covid-19 maka posisinya berjarak di dalam teras dan Penghulu di luar teras. 
dok istimewa Prosesi akad nikah Sugiyanto dan Ngatini pada Minggu (18/7/2021). Karena pengantin pria terkonfirmasi positif Covid-19 maka posisinya berjarak di dalam teras dan Penghulu di luar teras.
Sugiyanto, warga Tuban, Jawa Timur; dan Ngatini, warga Nanggulan, Kulon Progo menggelar akad nikah pada Minggu (18/7/2021).

Bebeda dengan pernikahan lainnya, Sugiyanto duduk di depan pintu di teras rumah. Sementara penghulu dan pengantin perempuan serta wali duduk di luar teras, berjarak 4 meter dari Sugiyanto.

Penghulu KUA Nanggulan, Marjuki mengatakan Sugiyanto dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani swab antigen sehari menjelang tanggal akad nikah.

Ia pun harus menjalani isolasi dengan status orang tanpa gejala (OTG). Prosesi pernikahan berjalan dengan lancar dan memakan waktu kurang dari 20 menit.

"Jadi kami atur duduknya berjarak kurang lebih 4 meter. Waktu itu, calon pengantin pria saya minta duduk di depan pintu rumah tapi masih di dalam teras. Sementara saya di luar teras. Karena pengantin prianya OTG, maka ia menerima kabulnya juga sendiri tidak diwakilkan," ucap pria yang juga menjabat sebagai Kepala KUA Nanggulan ini.

Baca juga: Pengantin Pria Positif Covid-19, Akad Nikah Digelar di Teras, Jarak dengan Penghulu 4 Meter

5. Respsi drive thru dan siapkan alat pembayaran nontunai

Saat pemerintah menerapkan new normal dan memperbolehkan menggelar hajatan dengan memperhatikan protokol kesehatan, Vicky dan pasangannya mengusung konsep drive thru.
dok Humas Pemkab Banyuwangi Saat pemerintah menerapkan new normal dan memperbolehkan menggelar hajatan dengan memperhatikan protokol kesehatan, Vicky dan pasangannya mengusung konsep drive thru.
Pasangan pengantin di Banyuwangi, Vicky Hendri Kurniawan dan Hermisa Ade Aprilia, menggelar resepsi pernikahan dengan konsep drive thru pada Kamis (13/8/2020).

Seperti layaknya memesan makanan cepat saji, para undangan yang datang tidak harus turun dari kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

Undangan yang mengendarai roda empat hanya diperkenankan untuk membuka jendela, sedangkan pengendara roda dua juga tidak harus turun dari motor.

Mereka dipersilakan untuk memberi salam jarak jauh kepada mempelai dan keluarga yang ada di pelaminan.

Tamu undangan yang ingin selfie diperkenankan untuk foto dengan latar belakang kedua mempelai.

Setelah memberikan ucapan selamat, undangan diarahkan untuk mengambil makanan dan suvenir yang disediakan untuk dibawa pulang.

Untuk tamu undangan yang ingin memberikan "tanda mata", tuan rumah menyediakan gentong dan alat pembayaran nontunai (uang elektronik).

Baca juga: Menikah Saat Pandemi, Pengantin di Banyuwangi Gelar Resepsi Drive Thru dan Siapkan Alat Pembayaran Nontunai

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani, Dian Ade Permana, Slamet Widodo | Editor : Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus, Khairina, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com