Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Pengancaman Nakes RSUD Ngipang Solo, Polisi Periksa Saksi dan Terduga Pelaku

Kompas.com - 22/07/2021, 20:48 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Peristiwa pengancaman terhadap tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang Solo, Jawa Tengah, sudah ditangani pihak kepolisian.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, petugas sudah memeriksa terhadap saksi termasuk terduga pengancam.

"Jadi unsur pengancaman sudah ada unsur pidananya. Dan kami telah memintai keterangan terhadap beberapa nakes yang ada termasuk terhadap diduga tersangka melakukan pengancaman sedang kami mintai keterangan," kata Ade kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: Istri Meninggal karena Covid-19, Suami Tolak Prokes dan Ancam Nakes

"Pada intinya Polri sebagai representasi negara kan hadir untuk memberikan jaminan keamanan bagi seluruh nakes yang pada saat ini melaksanakan tugas mulai menangani pasien Covid-19. Tidak boleh ada gangguan, hambatan, kendala apalagi ancaman maupun intimidasi," sambung dia.

Ade mengatakan, polisi menerima laporan terkait peristiwa pengancaman terhadap nakes dari RSUD Ngipang pada Kamis (22/7/2021) pukul 09.00 WIB.

Pengancaman itu dilakukan oleh suami dari pasien Covid-19 yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSUD Ngipang.

Suami korban tersebut menolak jenazah istrinya dimakamkan secara protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Ketika diedukasi oleh nakes, suami pasien malah memberikan ancaman.

"Diberikan edukasi oleh pihak nakes terhadap yang bersangkutan, namun yang terjadi adalah pengancaman," kata dia.

Baca juga: Pengancam Ibu Mahfud MD Divonis 7 Bulan Penjara, Lebih Ringan karena Telah Dimaafkan

Ade mengaku proses hukum akan dijalankan terkait peristiwa pengancaman nakes tersebut.

"Sambil berjalan kita akan lihat dari pihak nakes apa yang mereka lakukan. Apakah nanti dari pihak nakes akan memberikan kesempatan maaf kepada bersangkutan, kita akan lihat nanti," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, tenaga kesehatan RSUD Ngipang Solo, Jawa Tengah, mendapat ancaman dari anggota keluarga pasien Covid-19 yang meninggal setelah dirawat.

Plt Direktur RSUD Ngipang Solo dr Niken Yuliani Untari mengatakan, peristiwa itu bermula dari pasien perempuan meninggal karena positif Covid-19.

Namun, suaminya menolak istrinya tersebut diperlakukan secara protokol kesehatan (prokes).

Tidak ada pemukulan terhadap dokter dan nakes yang menangani pasien tersebut. Hanya saja, mereka mendapat ancaman intimidasi secara verbal.

Tenaga medis dan nakes yang mendapatkan ancaman itu terdiri dua orang dokter spesialis, satu perawat, dan satu bidan.

Niken mengatakan, pasien berusia sekitar 38 tahun tersebut sempat dirawat di ruang ICU Covid-19 sebelum akhirnya meninggal dunia.

Suami pasien kemudian meminta pihak rumah sakit membawa jenazah istrinya pulang ke rumah.

"Mungkin (suaminya) emosi karena kehilangan istri. Intinya dia menolak prokes," kata Niken.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com