Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tukang Ojek di Papua Rawat Belasan Anak Pecandu Narkoba, Pernah Divonis Sakit dan Tak Berumur Lama

Kompas.com - 10/07/2021, 16:46 WIB
Rachmawati

Editor

"Dari hasil ojek itu, saya pakai untuk kebutuhan anak-anak di jalanan, sampai saya tinggal di rumah singgah," kata Amos.

Baca juga: Lahir di Pengungsian Yalimo, Bayi Perempuan Ini Diberi Nama Martha oleh Kapolda Papua

Dibantu sang istri

Setelah sering memberi makanan, anak-anak tersebut mulai terbuka pada Amos dan mau untuk tinggal di rumah singgah yang didirikannya secara sederhana.

Amos mengaku memiliki berbagai tantangan saat merawat anak-anak pecandu lem aibon dan narkoba.

Terlebih, ia merawat mereka hanya seorang diri dengan dibantu oleh istrinya saja.

"Pengalaman waktu kami di rumah singgah, itu berat sekali merawat yang remaja.Kalau mereka tidak makan (lem aibon dan narkoba), mereka bisa lempar kaca rumah," kata dia.

"Kemudian mereka kadang pulang sampai jam 03.00 subuh, kalau kita tidak buka pintu, mereka bisa lempar (barang-barang) ke rumah," ungkap Amos.

Baca juga: Kapolda Papua: Penanganan Situasi Yalimo Bergantung pada Pemerintah Pusat

Bahkan, rumah singgah yang didirikannya pada tahun 2018 itu sempat terbakar di tahun 2019.

Hal itu lantaran ulah para remaja yang membuang puntung rokok sembarangan.

Hingga akhirnya, Amos mendapat bantuan dari beberapa orang yang melihat perjuangan saat merawat anak-anak di rumah singgah.

"Orang-orang di Nabire akhirnya melihat kami dan membantu, akhirnya saya sudah tidak ngojek lagi," ungkap Amos.

Baca juga: Diminta Namai Bayi yang Lahir di Pengungsian Yalimo, Kapolda Papua: Saya Beri Nama Martha...

Kini, dirinya pun telah mendirikan yayasan yang fokus untuk merehabilitasi anak-anak pecandu lem aibon di Papua.

Ada sekira 15 anak mulai dari usia 6-10 tahun yang ia rawat di Panti Asuhan bernama Generasi Emas Indonesia.

"Sekarang saya sudah mendirikan yayasan, sekarang kami punya panti asuhan, ada anak-anak yang sudah tinggal. Anak-anak yang usia dini yang kami ambil, karena anak-anak yang usia remaja agak susah kami jangkau," ungkap Amos.

Jadi, mimpi Amos saat ini adalah membangun panti rehabilitasi yang lebih layak, agar anak-anak remaja yang terlantar dapat tinggal dengan nyaman.

"Kami ingin sekali buat panti rehabilitasi karena mereka susah terjangkau dengan fasilitas kami yang terbatas," pungkas Amos

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Tukang Ojek Rawat Belasan Anak Pecandu Lem dan Narkoba di Papua, Ini Kisah Lengkapnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com