YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Kebijakan Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat baru berjalan kurang lebih satu pekan.
Selama satu pekan ini warga dilarang untuk keluar rumah jika tidak benar-benar penting.
Akibatnya dirasakan langsung oleh para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Kota Yogyakarta.
Mereka mengaku tidak bisa berjualan di masa PPKM, ditambah lagi modal sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 8 Juli 2021
Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mukhlas Madani mengatakan, kekuatan ekonomi Yogyakarta bertumpu pada dua sektor pertama adalah pendidikan dengan adanya mahasiswa kedua adalah wisata.
Sedangkan selama PPKM darurat, keduanya tidak diperbolehkan untuk beroperasi sementara.
“Selama PPKM darurat ini mahasiswa tidak ada di Yogyakarta kalau ada sangat kecil jumlahnya. Wisata juga sedikit, ini yang memukul kondisi PKL di Yogyakarta,” katanya melalui Zoom Meeting bersama wartawan, Jumat (9/7/2021).
Ditambah lagi sekarang ini kondisi Malioboro saat malam hari diberlakukan pemadaman lampu jalanan agar warga tidak berkumpul saat malam hari, sehingga para PKL memilih tidak berjualan dan menunggu hingga kebijakan PPKM darurat berakhir.
"Bukan hanya omzet yang turun tapi tidak mendapat keuntungan sama sekali," ungkapnya.
Baca juga: PKL Terdampak PPKM Darurat di Kebumen Terima BLT Rp 750.000
Dia mengungkapkan, APKLI memiliki data di DIY terdapat 20 ribu PKL, dari jumlah tersebut 50 persen memilih untuk tutup selama PPKM darurat berlangsung.
“Ada yang memilih tutup, ada yang tidak tahu kapan akan buka karena modal sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.