Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat PKL di DIY, Modal Habis untuk Hidup Selama PPKM Darurat tapi Bantuan Belum Datang

Kompas.com - 09/07/2021, 17:14 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Kebijakan Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat baru berjalan kurang lebih satu pekan.

Selama satu pekan ini warga dilarang untuk keluar rumah jika tidak benar-benar penting.

Akibatnya dirasakan langsung oleh para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Kota Yogyakarta.

Mereka mengaku tidak bisa berjualan di masa PPKM, ditambah lagi modal sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 8 Juli 2021

Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mukhlas Madani mengatakan, kekuatan ekonomi Yogyakarta bertumpu pada dua sektor pertama adalah pendidikan dengan adanya mahasiswa kedua adalah wisata.

Sedangkan selama PPKM darurat, keduanya tidak diperbolehkan untuk beroperasi sementara.

“Selama PPKM darurat ini mahasiswa tidak ada di Yogyakarta kalau ada sangat kecil jumlahnya. Wisata juga sedikit, ini yang memukul kondisi PKL di Yogyakarta,” katanya melalui Zoom Meeting bersama wartawan, Jumat (9/7/2021).

Suasana Malioboro terlihat sepi, penyekatan dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta untuk mencegah warga nongkrong di sekitaran Malioboro, Senin (5/7/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suasana Malioboro terlihat sepi, penyekatan dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta untuk mencegah warga nongkrong di sekitaran Malioboro, Senin (5/7/2021)

Ditambah lagi sekarang ini kondisi Malioboro saat malam hari diberlakukan pemadaman lampu jalanan agar warga tidak berkumpul saat malam hari, sehingga para PKL memilih tidak berjualan dan menunggu hingga kebijakan PPKM darurat berakhir.

"Bukan hanya omzet yang turun tapi tidak mendapat keuntungan sama sekali," ungkapnya. 

Baca juga: PKL Terdampak PPKM Darurat di Kebumen Terima BLT Rp 750.000

Dia mengungkapkan, APKLI memiliki data di DIY terdapat 20 ribu PKL, dari jumlah tersebut 50 persen memilih untuk tutup selama PPKM darurat berlangsung.

“Ada yang memilih tutup, ada yang tidak tahu kapan akan buka karena modal sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap dia.

Kondisi yang sama dirasakan PKL di Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Sleman.

Dia mencontohkan seperti di Bantul dan Gunungkidul yang kekuatan ekonomi utamanya berada di sektor pariwisata. 

Selama PPKM Darurat, hasil penjualan mereka turun sampai 80 persen.

Mukhlas menyampaikan, sekarang ini yang dibutuhkan oleh para PKL adalah ruang untuk berdagang kembali. 

Baca juga: Ada 1.706 Pelanggaran Selama PPKM Darurat di Jateng, Terbanyak PKL

Beberapa dari mereka juga membutuhkan stimulan agar ke depan dapat berdagang kembali.

"Kalaupun tidak, bantuan untuk hidup sembako dan sebagainya. Sampai saat ini belum ada bantuan. Kami menggandeng mitra untuk membantu mereka. Kalau dari pemerintah belum ada," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinsos DIY, Endang Patmintarsih mengatakan sedang berkoordinasi dengan Kementerian Sosial terkait pemberian bantuan bagi warga yang terdampak kebijakan PPKM darurat.

“Insya Allah bulan Juli bisa diserahkan,” katanya, Selasa (6/7/2021).

Saat ini, Kementerian sosial sedang merevisi anggaran untuk dialihkan memberikan bantuan kepada warga terdampak PPKM Darurat.

Dia memperkirakan bantuan yang didapat oleh warga berkisar Rp 300 ribu.

Baca juga: PPKM Darurat Salatiga: Pasar Tradisional Tutup Pukul 14.00, Warung Makan dan PKL Hanya Layani Take Away

Bantuan itu sudah diberikan oleh pemerintah pusat sejak Januari sampai April, karena anggaran bantuan sosial hanya sampai April.

“Januari hingga April sudah tersalur sudah semua sudah 100 persen. besarannya Rp 300 ribu per bulan karena khusus pandemi yang BST itu. Terus ini kondisi PPKM darurat maka kebijakan pemerintah untuk diberi lagi perpanjangan di bulan Mei-Juni diberikan di bulan Juli,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com