KOMPAS.com - Berharap mendapatkan keuntungan, sejumlah peserta arisan menurun di Kota Malang, Jawa Timur, malah merugi.
Sang bandar arisan menurun dengan nilai total Rp 1,5 miliar berinisial NA itu kini menghilang dan tak diketahui keberadaannya.
VD (25), pria asal Sawojajar, Kota Malang, mengaku menjadi salah satu korban.
Dia kehilangan uang Rp 7 juta karena mengikuti investasi dan arisan menurun.
"Kalau saya kurang lebih kalau dibulatkan Rp 7 juta kerugiannya," kata VD saat ditemui usai mengadu di Mapolresta Malang Kota.
Baca juga: Bandar Arisan Menurun Senilai Rp 1,5 M Menghilang, Korban Mengadu ke Polisi
Alasan percaya dengan pelaku
VD menuturkan, mulanya dirinya percaya dengan perempuan berinisial NA, bandar arisan tersebut, karena NA merupakan teman SD calon istrinya.
Bahkan wanita yang juga merupakan penjual baju itu pernah mengunjungi rumahnya.
VD dan para peserta lain sudah tergabung dalam grup WhatsApp untuk melakukan kegiatan arisan menurun.
Mulai bergabung pada Januari 2021, kegiatan arisan berlangsung normal sehingga tidak ada kecurigaan dari peserta.
Baca juga: Percepat Vaksinasi, Pemkab Malang Ajukan Tambahan 100.000 Dosis Vaksin Covid-19
NA menawarkan dua layanan, yaitu investasi dan arisan menurun.
Investasi yaitu menjanjikan uang imbal balik yang lebih dari yang dibayarkan.
Tentang waktu investasi cukup cepat, yakni berkisar 7 sampai 15 hari.
Sedangkan untuk layanan arisan, NA melakukannya dengan model arisan menurun, yakni anggota mengetahui urutannya dan jumlah nominal yang harus dibayar.
"Jadi ada dua macam. Arisan menurun dan investasi," kata VD.
"Untuk yang investasi, jadi kita investasi misalnya kita bayar Rp 1.250.000, dalam jangka waktu 15 hari atau 7 hari itu jadi Rp 1.300.000 atau Rp 1.500.000," imbuhnya.
Baca juga: Rekor, Petugas di Kota Malang Makamkan 18 Jenazah Covid-19 Dalam Sehari