AMBON, KOMPAS.com - Warga yang mengungsi di sejumlah perbukitan dan hutan di Kecamatan Tehoru dan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah, mulai mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana di pengungsian.
Para pengungsi itu takut kembali ke rumah karena gempa susulan masih mengguncang wilayah Maluku Tengah setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi pada Rabu (16/6/2021).
Salah satu keluhan para pengungsi adalah tak adanya fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di lokasi pengungsian. Kondisi itu membuat warga terpaksa buang air di hutan.
“Karena tidak ada MCK jadi terpaksa begitu, harus di hutan,” kata Halid Sanahiyo, salah seorang warga Tehoru, kepada Kompas.com via telepon seluler, Kamis (17/6/2021).
Halid mengatakan, bagi warga yang mengungsi di dekat perkampungan hal itu tudak menjadi soal. Namun bagi warga yang mengungsi di hutan yang jauh dari perkampungan hal itu menjadi masalah serius.
Baca juga: Pengungsi Gempa Maluku Tengah: Kami Butuh Tenda dan Selimut, Itu yang Paling Penting...
“Ada juga yang mengungsi di hutan yang jauh dari kampung, dan itu menjadi masalah,” katanya.
Selain fasilitas MCK, warga juga mengeluhkan kesulitan air bersih dan penerangan. Warga berharap pemerintah daerah bisa menyediakan fasilitas MCK dan air bersih bagi mereka di lokasi pengungsian.
“Karena MCK dan air bersih serta penerangan itu hal yang pang sangat dibutuhkan saat ini, itu paling penting bagi kami di sini,” ujarnya.
Selain tiga masalah tersebut, warga juga berharap pemerintah daerah segera menyalurkan tenda, selimut, bahan makanan, dan perlengkapan bayi serta ibu hamil.
Terkait keluhan warga tersebut, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua yang dikonfirmasi Kompas.com mengaku telah meninjau sejumlah lokasi pengungsian di wilayah itu.