Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengungsi Gempa Maluku Tengah: Tak Ada MCK hingga Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 17/06/2021, 14:05 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Warga yang mengungsi di sejumlah perbukitan dan hutan di Kecamatan Tehoru dan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah, mulai mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana di pengungsian.

Para pengungsi itu takut kembali ke rumah karena gempa susulan masih mengguncang wilayah Maluku Tengah setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi pada Rabu (16/6/2021).

Salah satu keluhan para pengungsi adalah tak adanya fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di lokasi pengungsian. Kondisi itu membuat warga terpaksa buang air di hutan.

“Karena tidak ada MCK jadi terpaksa begitu, harus di hutan,” kata Halid Sanahiyo, salah seorang warga Tehoru, kepada Kompas.com via telepon seluler, Kamis (17/6/2021).

Halid mengatakan, bagi warga yang mengungsi di dekat perkampungan hal itu tudak menjadi soal. Namun bagi warga yang mengungsi di hutan yang jauh dari perkampungan hal itu menjadi masalah serius.

Baca juga: Pengungsi Gempa Maluku Tengah: Kami Butuh Tenda dan Selimut, Itu yang Paling Penting...

“Ada juga yang mengungsi di hutan yang jauh dari kampung, dan itu menjadi masalah,” katanya.

Selain fasilitas MCK, warga juga mengeluhkan kesulitan air bersih dan penerangan. Warga berharap pemerintah daerah bisa menyediakan fasilitas MCK dan air bersih bagi mereka di lokasi pengungsian.

“Karena MCK dan air bersih serta penerangan itu hal yang pang sangat dibutuhkan saat ini, itu paling penting bagi kami di sini,” ujarnya.

Selain tiga masalah tersebut, warga juga berharap pemerintah daerah segera menyalurkan tenda, selimut, bahan makanan, dan perlengkapan bayi serta ibu hamil.

Terkait keluhan warga tersebut, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua yang dikonfirmasi Kompas.com mengaku telah meninjau sejumlah lokasi pengungsian di wilayah itu.

 

Bupati Abua berkunjung bersama pimpinan organisasi perangkat daerah lainnya.

“Tadi saya sudah ke lokasi pengungsian bersama BPBD, dinas sosial, dinas ketahanan pangan dan sejumlah OPD terkait nanti kita akan segera mengambil langkah soal itu,” ujarnya.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah pada Rabu (16/6/2021), pukul 13.43 WIT.

Baca juga: Maluku Tengah Dilanda Tsunami Usai Gempa M 6,1, BMKG: Cepat Sekali, Ketinggiannya 0,5 Meter

Gempa tersebut menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 0,5 meter di wilayah tersebut. Gempa juga menyebabkan rumah-rumah warga di Kecamatan Tehoru mengalami kerusakan.

Selain itu sebuah masjid dan sebuah gereja di Desa Saunalu juga mengalami kerusakan ringan. Termasuk sebuah sekolah di Tehoru.

Gempa juga menyebabkan terjadi patahan di sepanjang pantai dusun Mahu, Desa Tehoru dan merusak talud penahan gelombang sepanjang 300 meter di desa tersebut.

Pascagempa, warga desa di pesisir Kecamatan Tehoru dan sejumlah warga di Masohi, Ibu Kota Maluku Tengah, memilih mengungsi ke dataran tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com