Terowongan ketiga adalah Terowongan Ijo yang terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.
Mengutip laman www.heritage.kai.id, Terowongan Ijo membelah Gunung Malang dan berada di antara Stasiun Ijo dan Stasiun Gombong.
Sampai saat ini, terowongan rel tunggal sepanjang 580 meter tersebut merupakan terowongan terpanjang kelima di Pulau Jawa dan dibangun SS pada 1885-1886.
Pembangunan terowongan ini masuk ke dalam proyek pembangunan jalur kereta Yogyakarta-Cilacap era kolonial sepanjang 184,8 km.
Baca juga: KAI Bubarkan Warga yang Ngabuburit di Pinggir Rel, Daop 7 Madiun: Setiap Hari Ada Ratusan Orang...
Seperti halnya Terowongan Notog dan Kebasen, teknis pembangunan terowongan ini dilakukan dengan menggali tanah secara bersamaan pada setiap sisi barat dan timur mulut terowongan.
Pada 20 Juli 1887 Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersamaan peresmian jalur kereta api Yogyakarta-Cilacap.
Ketiga terowongan legendaris itu melayani kereta jarak jauh jalur selatan rute Jakarta-Yogyakarta-Surabaya dan sebaliknya. Ketiganya menjadi tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto.
Baca juga: Foto Viral Petugas Tuntun Tunanetra di Stasiun Kalibata, Ini Ceritanya
Untuk itu pemerintah pun memutuskan untuk membangun terowongan baru yang berada di sisi terowongan lama dengan desain dan cara pengerjaan yang jauh lebih modern.
Misalnya Terowongan Notog Baru mulai dikerjakan pada Desember 2016 oleh PT PP (Persero) Tbk dan berada 200 meter di sisi selatan terowongan lama.
Baca juga: Derita Warga Bandung Barat, 2 Tahun Kesulitan Air Bersih sejak Pembangunan Terowongan Kereta Cepat
Terowongan baru yang selesai tersambung kedua sisinya pada 5 Maret 2018 itu memiliki panjang 473 meter dengan tinggi 7,58 meter dan diameter 9,4 meter.
Berikutnya adalah Terowongan Kebasen Baru yang memiliki bentuk serupa dengan Terowongan Notog Baru.
Dibangun bersisian sekitar 100 meter dari lubang lama, terowongan baru ini memiliki keunikan karena terdapat dua lubang seperti menyambung.
Baca juga: Mata Air Hilang akibat Terowongan Kereta Cepat, Warga Bandung Barat Kesulitan Air Bersih
Pada lubang baru pertama sepanjang 100 meter, konturnya mengikuti persis lintasan terowongan lama.
Begitu menembus ujung, hanya berjarak 20 meter kembali bertemu lubang kedua yang menembus Bukit Brojol sepanjang hampir 200 meter.