Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Terowongan Jalur Selatan, Ada sejak Masa Kolonial, Tembus Batuan Cadas Ratusan Meter di Perut Bumi

Kompas.com - 05/06/2021, 11:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ada tiga terowongan kereta api legendaris di jalur selatan antara Purwokerto hingga Kebumen, Jawa Tengah, yang dibangun pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Kereta api merupakan sarana transportasi publik massal yang masih bertahan dan tak lekang oleh waktu meski sudah melewati sejarah yang panjang sejak zaman kolonial di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Moda ini masih menjadi andalan masyarakat untuk bepergian jarak jauh, terutama di Pulau Jawa.

Baca juga: Pemprov Jatim Siapkan 3 Jalan Penghubung dari Tol Trans Jawa ke Jalur Lintas Selatan

Jaringan rel ular besi ini membentang di utara dan selatan pulau. Tak hanya membelah jalur perkotaan dan desa serta melewati lokasi-lokasi berpemandangan indah seperti persawahan hijau atau perbukitan dengan pepohonan lebat.

Rel kereta pun ikut menembus perbukitan berbatu cadas membentuk terowongan ratusan meter panjangnya di perut bumi.

Terowongan rel kereta ini salah satunya berada di lintas selatan, terutama pada ruas Cirebon-Kroya sejauh 157 kilometer.

Ruas ini terkenal dengan medan beratnya, berkelok-kelok merayapi pegunungan, menyusuri lembah, persawahan, dan melintasi sungai-sungai besar, serta menembus perbukitan berbatu gamping.

Baca juga: Kurang 140 Kilometer, Proyek Jalur Lintas Selatan Jatim Rampung 3 Tahun Lagi

Tiga terowongan di jalur lintas selatan

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.
Dikutip dari Indonesia.go.id, lintas selatan ini dibangun oleh perusahaan kereta kolonial Belanda Staatsspoorwegen (SS) antara 1881-1890.

Ada tiga terowongan legendaris yang dibangun Belanda saat itu selepas Purwokerto menuju Kebumen.

Pertama adalah terowongan yang terdapat di Bukit Gamping, perbukitan Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, yang dikenal dengan nama Terowongan Notig.

Terowongan ini dibangun pada 1914-1915 dengan panjang 260 meter. Terowongan ini dikenal memiliki ujung yang tak tampak karena tepat di tengah dari bagian dalam terowongan yang hanya beberapa meter dari Sungai Serayu ini dibuat melengkung dengan radius hingga 30 derajat atau R 800.

Baca juga: Pasca-anjloknya KA Serayu Pagi, Jalur Lintas Selatan Bisa Dilewati dengan Kecepatan 5 Km Per Jam

Terowongan yang bersisian dengan lintas jalan nasional ruas Gumilir-Purwokerto ini bertinggi 8 meter dan lebar 7 meter, dan diberi kode Bangunan Hikmat (BH) 1440 dengan jenis rel tunggal (single track).

Terowongan kedua dikenal dengan nama Terowongan Kebasen. Terowongan ini berada di Bukit Brojol, Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Banyumas.

Lokasinya sekitar 3 km dari Terowongan Notog yang dipisahkan oleh Sungai Serayu.

Panjang Terowongan Kebasen hanya sekitar 79 meter dengan diamater tak lebih dari 7 meter dan tinggi 8 meter. Dibangun bersamaan dengan usainya pembangunan Terowongan Notog, 1915, terowongan di Kebasenini bertipe rel tunggal.

Baca juga: Tebing 30 Meter Longsor, Jalur Lintas Selatan Cianjur Lumpuh Total, Kendaraan Mengular hingga 2 Km

Ilustrasi kereta api.KAI.ID Ilustrasi kereta api.
Terowongan ketiga adalah Terowongan Ijo yang terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.

Mengutip laman www.heritage.kai.id, Terowongan Ijo membelah Gunung Malang dan berada di antara Stasiun Ijo dan Stasiun Gombong.

Sampai saat ini, terowongan rel tunggal sepanjang 580 meter tersebut merupakan terowongan terpanjang kelima di Pulau Jawa dan dibangun SS pada 1885-1886.

Pembangunan terowongan ini masuk ke dalam proyek pembangunan jalur kereta Yogyakarta-Cilacap era kolonial sepanjang 184,8 km.

Baca juga: KAI Bubarkan Warga yang Ngabuburit di Pinggir Rel, Daop 7 Madiun: Setiap Hari Ada Ratusan Orang...

Seperti halnya Terowongan Notog dan Kebasen, teknis pembangunan terowongan ini dilakukan dengan menggali tanah secara bersamaan pada setiap sisi barat dan timur mulut terowongan.

Pada 20 Juli 1887 Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersamaan peresmian jalur kereta api Yogyakarta-Cilacap.

Ketiga terowongan legendaris itu melayani kereta jarak jauh jalur selatan rute Jakarta-Yogyakarta-Surabaya dan sebaliknya. Ketiganya menjadi tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto.

Baca juga: Foto Viral Petugas Tuntun Tunanetra di Stasiun Kalibata, Ini Ceritanya

Berganti rupa

Kereta api menjadi salah satu moda transportasi umum yang terdampak pandemi (Dok. Shutterstock/Ikhsan Prabowo Hadi)KOMPAS.COM/ Kereta api menjadi salah satu moda transportasi umum yang terdampak pandemi (Dok. Shutterstock/Ikhsan Prabowo Hadi)
Ketiga terowongan tua berusia antara 90-130 tahun memikul beban berat dalam melayani perjalanan ular-ular besi yang semakin meningkat setiap masanya dan mencapai 291 perjalanan kereta setiap hari pada 2019.

Untuk itu pemerintah pun memutuskan untuk membangun terowongan baru yang berada di sisi terowongan lama dengan desain dan cara pengerjaan yang jauh lebih modern.

Misalnya Terowongan Notog Baru mulai dikerjakan pada Desember 2016 oleh PT PP (Persero) Tbk dan berada 200 meter di sisi selatan terowongan lama.

Baca juga: Derita Warga Bandung Barat, 2 Tahun Kesulitan Air Bersih sejak Pembangunan Terowongan Kereta Cepat

Terowongan baru yang selesai tersambung kedua sisinya pada 5 Maret 2018 itu memiliki panjang 473 meter dengan tinggi 7,58 meter dan diameter 9,4 meter.

Berikutnya adalah Terowongan Kebasen Baru yang memiliki bentuk serupa dengan Terowongan Notog Baru.

Dibangun bersisian sekitar 100 meter dari lubang lama, terowongan baru ini memiliki keunikan karena terdapat dua lubang seperti menyambung.

Baca juga: Mata Air Hilang akibat Terowongan Kereta Cepat, Warga Bandung Barat Kesulitan Air Bersih

Pada lubang baru pertama sepanjang 100 meter, konturnya mengikuti persis lintasan terowongan lama.

Begitu menembus ujung, hanya berjarak 20 meter kembali bertemu lubang kedua yang menembus Bukit Brojol sepanjang hampir 200 meter.

Total panjang Terowongan Kabasen Baru berkode 1464 A dan 1464 B mencapai 292 meter dengan tinggi 7,58 meter dan diameter hampir 10 meter.

Hal lainnya adalah merelokasi jalan raya Kebasen dan dibangun ruas baru sepanjang hampir 1 kilometer termasuk sebuah overpass atau jalan lintasan baru bagi kendaraan bermotor tepat di atas ruas rel menuju terowongan baru.

Baca juga: Bikin Konten Prank Pocong di Rel KA, 6 Remaja Digerebek Warga dan Polisi

Ilustrasi rel kereta api.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi rel kereta api.
Ganti rupa pun ikut dilakukan pada Terowongan Ijo yang dibuatkan lubang baru tepat 50 meter utara dari lokasi lama.

Mengutip laman www.djka.dephub.go.id milik Direktorat Jenderal Perekeretaapian Kementerian Perhubungan, panjang Terowongan Ijo Baru mencapai 581 meter dengan tinggi dan diameter menyerupai ukuran dua terowongan baru sebelumnya.

Terowongan baru berkode BH 1649 yang mulai dikerjakan akhir 2017 dan rampung pada April 2020 ini menembus bukit kapur Gunung Malang, sama seperti terowongan lama.

Ketiga terowongan baru tadi menghabiskan anggaran hampir Rp1,5 triliun dan masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) serta dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca juga: Oknum Kepala Desa Terlibat Pencurian Rel Kereta Api Rute Bogor-Sukabumi, Ini Faktanya

Di ketiga terowongan baru itu diterapkan rel ganda (double track) sebagai konsekuensi dari pengoperasian jalur serupa.

Ruas itu dimulai dari Cirebon, Purwokerto, Kroya, Jogjakarta, Solo, Madiun, dan Jombang sejauh 550 km yang diresmikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, 8 Oktober 2020.

Seiring itulah, ketiga terowongan lama sejak akhir 2020 sudah tidak difungsikan lagi untuk lintasan kereta ditandai dengan dicopotnya sebagian badan rel dan pemasangan teralis berukuran besar menutupi mulut terowongan lama.

Sistem persinyalan elektronik juga melengkapi kehadiran ketiga terowongan baru yang sepenuhnya dikerjakan oleh anak-anak negeri.

Baca juga: Groundbreaking Rel Layang Simpang Palang Joglo Solo Dimulai Juli 2021, 400 Hunian Terdampak

ilustrasi kereta apiShutterstock ilustrasi kereta api
Begitu juga dengan sistem peredam rel yang menggunakan teknologi ballastless track buatan PT Wika Beton dengan meniadakan batu-batu kerikil peredam atau ballast bantalan rel.

Keunggulan lain dari teknologi ini adanya antivibrasi pada penambat rel untuk mengurangi getaran ketika kereta melintas. Teknologi ini diterapkan pada Terowongan Ijo lantaran panjang.

Hasilnya, membuat kereta dan penumpangnya tetap nyaman ketika melintasi terowongan. Di samping itu, pemakaian ballast konvensional diganti menjadi slab beton agar lebih stabil menyangga badan rel dan mengurangi beban pemeliharaan.

Baca juga: Stasiun Malang Baru Resmi Beroperasi, Khusus KA Jarak Jauh

Saat pembangunan ketiga terowongan baru, diterapkan metode pengeboran new Austrian tunneling method (NATM) yang berbeda dengan teknik bor terowongan pada mass rapid tranportation (MRT) di Jakarta dengan tunneling bor machine (TBM).

Pengeboran dilakukan dengan menyemprotkan cairan kimia khusus ke dinding batu serta dinamit untuk membuat lubang dan tidak melibatkan mesin bor berdiameter besar, TBM.

Metode NATM juga memakai teknik shotcrete atau penyemprotan cairan beton untuk membuat lapisan pada dinding terowongan sesegera mungkin usai pengeboran dilakukan.

Lapisan beton setebal 15 sentimeter dari teknik shotcrete ini akan mengeras dalam waktu kurang dari 2 hari. Lapisan beton ini bermanfaat untuk menyangga batu-batu di sekeliling rongga terowongan agar tetap mengikat usai digali saat itu juga.

Baca juga: KAI Sumut Kurangi Perjalanan KA di Stasiun Medan

Sejak akhir 2020, ketiga terowongan karya anak bangsa itu sudah dipakai untuk dilintasi ratusan rangkaian kereta setiap harinya.

Meski tidak dilewati ular-ular besi pada musim Lebaran 2021 karena terbitnya larangan mudik oleh pemerintah, terowongan-terowongan anyar tersebut tetap dirawat.

"Pemeriksaan lintasan rutin dan terus-menerus kami lakukan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta," kata Kepala PT KAI Dapo V Purwokerto, Joko Widadgo seperti dikutip Antara, Sabtu (17/5/2021).

Kehadiran ketiga terowongan baru ini kembali membuktikan bahwa putra-putra terbaik bangsa mampu menciptakan keunggulan di sektor infrastruktur tranportasi modern khususnya angkutan massal kereta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com