Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Pinjam Teman Lagi Susah karena Pandemi, Akhirnya ke Pinjaman Online"

Kompas.com - 04/06/2021, 19:08 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Keputusan meminjam uang melalui aplikasi pinjaman online menjadi hal yang disesali Afifah (28).

Berawal dari pinjaman sebesar Rp 3,7 juta, dia terperosok hingga harus membayar Rp 206 juta.

Guru honorer itu mengaku mulai kesulitan keuangan pada akhir Maret 202.

"Iya saya dan suami kondisi saat itu tidak baik, simpanan tidak ada," kata Afifah di Kabupaten Semarang, Jumat (4/6/2021).

Baca juga: Guru Honorer Jaminkan Sertifikat Rumah Orangtua untuk Bayar Utang Pinjol Rp 206 Juta

Padahal, impitan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga terus berjalan.

Apalagi dua anaknya yang masih balita membutuhkan susu dan aneka keperluan lain.

"Saat dalam keadaan tersebut, ada iklan aplikasi pinjaman online. Saya berpikir, kalau pinjam uang ke teman kondisi pandemi Covid-19 ini semua sedang sulit, pinjam ke bank pasti syaratnya susah," kata Afifah.

Dia pun mengunduh aplikasi tersebut dan mengajukan pinjaman Rp 5 juta.

"Dalam iklan, pinjaman tersebut jangka waktu 91 hari dengan bunga 0,04 persen," ungkapnya.

Baca juga: Utang Rp 3,7 Juta untuk Beli Susu Anak, Guru Honorer Ditagih Pinjol Rp 206 Juta

Tak butuh waktu lama, hanya kurang dari lima menit, di rekeningnya ada transferan Rp 3,7 juta dari tiga aplikasi pinjaman online.

"Saat itu cuma foto diri dan KTP, belum ada perjanjian apa pun," kata Afifah.

Dia yang merasa ketakutan, akhirnya memilih tidak menggunakan uang tersebut dan mendiamkan di rekening.

Hanya saja, baru lima hari dia sudah mendapat tagihan melalui pesan WhatsApp.

"Kemudian merembet WA (pesan WhatsApp) ke teman-teman yang ada di kontak ponsel. Ini sudah tidak sesuai iklan dan menjerumuskan," kata Afifah.

Dia pun berupaya membayar tagihan pinjaman tersebut.

Baca juga: 5 Pinjol Anggap Lunas Utang Guru TK di Malang Tanpa Dibayar, S Akan Buka Usaha Fotokopi

Namun, pinjamannya terus membengkak hingga Rp 206 juta. Afifah telah membayar sebesar Rp 158 juta.

"Sekarang masih ada tagihan Rp 48 juta," jelasnya.

Dia mengaku kondisi saat ini adalah cobaan bagi hidupnya.

"Saya berharap dukungan dari semua pihak, teman kerja agar mampu melewati masalah ini. Keadaan ini saya ungkapkan juga agar menjadi pelajaran semua pihak sehingga tidak terjerumus pinjaman online," kata Afifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com