Karena itu, lanjut Viktor, pihaknya bersama-sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mendesain aplikasi website bernama sistem informasi manajemen data strategis (Si Mandataris).
Melalui aplikasi tersebut, pihaknya memiliki data yang pasti terkait warga miskin berdasarkan nama dan alamat.
Namun kata Viktor, sistem itu akan sempurna dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang.
Menurut Viktor, tanpa data yang lengkap, maka program apapun yang menyentuh masyarakat akan selalu gagal.
Viktor pun tak ingin bicara persentase kemiskinan di NTT. Dia mengatakan nama dan domisili warga miskin menjadi hal yang lebih penting.
Baca juga: Marah kepada Menteri Risma, Bupati Alor: Bukan Hanya Saya yang Tersinggung, tapi Juga Gubernur NTT
"Ini persoalan kita yang paling besar. Karena itu saya selalu bilang ke BPS, kalau saya tidak terlalu tertarik dengan angka-angka kamu. Kamu harus bantu menemukan siapa saja yang miskin di NTT," ujar Viktor.
"Bila saya temukan, maka saya mampu terapi mereka dengan APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka dalam beberapa tahun mereka akan selesai menatap masa depan menjadi lebih baik," sambung Viktor.
Viktor menyebut, untuk memeroleh data yang lengkap, perlu kolaborasi bersama-sama semua pihak.
"Dengan data yang jelas, maka kita akan mampu terapi warga miskin kita dengan baik dan benar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.