Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Tahu Jelas Identitas Orang Miskin di NTT, Gubernur Viktor: Ini Namanya Peperangan Melawan Hantu

Kompas.com - 04/06/2021, 07:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, mengaku memiliki impian mengatasi persoalan kemiskinan di wilayah itu. Mimpi itu dia anggap sebagai hal yang berat.

Viktor mengatakan, ingin mendata berapa banyak orang yang miskin di NTT secara detail.

Hal itu disampaikan Viktor, saat meresmikan gedung baru Kantor Inspektorat NTT yang berada di Kota Kupang, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Perseteruan Bupati Alor dan Menteri Risma, Ini Langkah Gubernur NTT hingga Mendagri Tito Karnavian

Viktor ingin mengetahui, data orang miskin di NTT secara lengkap, terkait nama yang jelas, berada di desa dan kelurahan mana, serta apa penyebab kemiskinan.

Gubernur heran, lantaran banyaknya dana yang diperuntukan bagi masyarakat, mulai dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kota dan Kabupaten serta dana desa dan Program Keluarga Harapan (PHK), yang mengalir sepanjang tahun, tapi kemiskinan tetap stabil.

"Saya pikir apa gunanya kita kerja, bila kita tidak punya sistem data yang kuat. Percuma kita kerja. Saya selalu bilang ini namanya peperangan melawan hantu," ujar Viktor.

"Jadi kita mengetuk anggaran untuk masyarakat, tapi seperti hantu yang terima. Kita tidak tahu siapa orang miskin yang kita urus, sehingga ini tantangan besar kita untuk sama-sama menyelesaikan sistem ini," sambungnya.

Baca juga: Akan Mediasi Perseteruan Bupati Alor dan Mensos Risma, Gubernur NTT: Tak Mungkin Ibu Menteri Marah pada Adiknya

 

Karena itu, lanjut Viktor, pihaknya bersama-sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mendesain aplikasi website bernama sistem informasi manajemen data strategis (Si Mandataris).

Melalui aplikasi tersebut, pihaknya memiliki data yang pasti terkait warga miskin berdasarkan nama dan alamat.

Namun kata Viktor, sistem itu akan sempurna dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang.

Menurut Viktor, tanpa data yang lengkap, maka program apapun yang menyentuh masyarakat akan selalu gagal.

Viktor pun tak ingin bicara persentase kemiskinan di NTT. Dia mengatakan nama dan domisili warga miskin menjadi hal yang lebih penting.

Baca juga: Marah kepada Menteri Risma, Bupati Alor: Bukan Hanya Saya yang Tersinggung, tapi Juga Gubernur NTT

"Ini persoalan kita yang paling besar. Karena itu saya selalu bilang ke BPS, kalau saya tidak terlalu tertarik dengan angka-angka kamu. Kamu harus bantu menemukan siapa saja yang miskin di NTT," ujar Viktor.

"Bila saya temukan, maka saya mampu terapi mereka dengan APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka dalam beberapa tahun mereka akan selesai menatap masa depan menjadi lebih baik," sambung Viktor.

Viktor menyebut, untuk memeroleh data yang lengkap, perlu kolaborasi bersama-sama semua pihak.

"Dengan data yang jelas, maka kita akan mampu terapi warga miskin kita dengan baik dan benar," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com