Bono akan terus menerjang sepanjang DAS selama sekitar dua jam dan makin melemah ketika jalur sungainya membelok.
Gelombang bono memiliki kecenderungan destruktif karena menyebabkan erosi di wilayah sempadan Sungai Kampar serta air yang melimpah ke daratan yang tak jarang merendam permukiman warga hingga setinggi satu meter.
Bukan itu saja, gelombang besar bono bisa menyebabkan perahu nelayan terbalik.
Fenomena bono tidak terjadi setiap hari di Sungai Kampar. Bono hanya muncul ketika terjadi bulan purnama (full moon) di penanggalan 12-16 hijriyah atau tahun sistem kalender arab.
Ombak besar bono bisa disaksikan pada Oktober hingga Desember ketika puncak musim hujan saat debit air Sungai Kampar sedang tinggi. Selain itu ombak bono juga dapat kita saksikan pada Februari hingga Maret.
Baca juga: Ombak Bono Cuma Ada di Riau, Belum Banyak yang Tahu...
Bono di Sungai Kampar mulai mendunia saat dikunjungi Antony Colas, penulis buku panduan berselancar terkemuka, World Stormrider Guide, pada September 2010.
Saat berkunjung ke Sungai Kampar, Colas tercengang dengan gulungan besar ombak bono di sungai yang mirip dengan ombak di laut.
Dalam ulasannya di salah satu edisi World Stormrider Guide, Colas menulis yang membedakan adalah ombak bono bisa bertahan hingga sejauk 50 km.
Baca juga: Mau Uji Nyali? Yuk Jajal Ombak Bono di Sungai Kampar
Tulisan Colas ini mengundang rasa penasaran juara dunia tiga kali asal Amerika Serikat, Tom Curren.
Peselancar senior berusia 60 tahun ini mengajak dua rekannya sesama juara dunia, Bruno Santos dan Dean Brady untuk mencoba menaklukkan bono Sungai Kampar. Ia pun sukses berselancar nyaris selama satu jam pada Maret 2011.
"Saya akhirnya bisa merasakan berselancar begitu lama di atas bono di aliran Sungai Kampar. Setelah lebih dari 30 tahun berselancar baru kali ini saya merasakan selancar sangat lama di atas gulungan ombak dan itu terjadi di sungai," kata Curren seperti dikutip dari situs Surfer Today.
Baca juga: Kronologi Penjala Ikan Temukan Mortir di Sungai Kampar, Sempat Dikira Knalpot
Rekor yang pertama dilakukan oleh peselancar dunia asal Inggris, Steve King pada 15 Februari 2013. Saat itu ia bersama dua rekannya Steve Holmes dan Nathan Maurice berlomba adu ketangkasan "menunggangi" bono setinggi empat meter sejauh 12,3 km selama 1 jam 13 menit.
Rekor King kemudian dapat dipatahkan oleh juara dunia asal Australia, James Cotton ketika mampu mengikuti ombak bono setinggi 3,5 meter hingga sejauh 17,2 km selama 1 jam 20 menit.
Baca juga: Kisah Nelayan Tradisional Sungai Kampar Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Rekor dunia itu tercatat dalam Guiness Book of The World Record.