Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berselancar dengan Bono dan Mitos Ombak Tujuh Hantu di Sungai Kampar

Kompas.com - 29/05/2021, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Fenomena gulungan ombak biasanya ditemukan di sekitar perairan pantai. Namun fenomena ini bisa ditemukan di pesisir Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Namanya adalah ombak bono. Dalam bahasa setempat, bono berarti berani.

Ombak besar bergulung-gulung di sungai ini terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk sungai akibat air pasang.

Baca juga: Kapal yang Ditumpangi Wartawan Karam Diterjang Ombak Bono di Riau

Tinggi ombak bono bahkan mencapai 4 hingga 5 meter menggulung dari pesisir muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Tak main-main. Dari muara, ombak bono bisa mencapai 50-60 km menyisir daerah aliran suangi dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam.

Semakin menjauh dari muara, maka tinggi ombak akan semakin mengecil tak lebih dari 70 sentimeter hingga 1 meter.

Baca juga: Agenda Pariwisata Riau 2018, Ada Ombak Bono sampai Bakar Tongkang

Uniknya, ombak besar ini mengalir berlawanan dengan arus sungai. Tak seperti ombak besar di laut, ombak bono bisa mencapai panjang 200 meter hingga 2 kilometer mengikuti lebar sungai.

Sungai Kampar sendiri memiliki panjang sekitar 413 km dengan hulu di Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumatra Barat) dan bermuara di Selat Malaka.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Menjajal Ombak Bono?

Mitos tujuh hantu penghancur sampan

James Cotton peselancar Australia (berdiri di belakang) berhasil mencatat rekor dunia berselancar ombak bono sejauh 17,2 kilometer, memecahkan rekor Steve King asal Inggris sejauh 12,23 kilometer yang dibuat tahun 2013. KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI James Cotton peselancar Australia (berdiri di belakang) berhasil mencatat rekor dunia berselancar ombak bono sejauh 17,2 kilometer, memecahkan rekor Steve King asal Inggris sejauh 12,23 kilometer yang dibuat tahun 2013.
Dikutip dari Indonesia.go.id, dari kisah Sentadu Laut yang merupakan cerita masyarakat Melayu lama, ombak bono adalah perwujudan tujuh hantu yang sering menghancurkan sampan atau kapal yang melintasi Sungai Kampar.

Tujuh hantu tersebut berwujud tujuh jenis gulungan ombak mulai dari gulungan ombak terbesar di bagian depan dan diikuti enam gulungan ombak di belakangnya dengan tinggi ombak lebih kecil.

Baca juga: Jadikan Ombak Bono Mendunia, Pemprov Riau Gelontorkan Rp 174 Miliar

Ombak besar sangat ditakuti oleh masyarakat. Sehingga untuk melewatinya harus diadakan semah semacam upacara di pagi atau siang hari. Upacara tersebut dipimpin tetua adat agar mereka selamat saat berhadapan dengan ombak bono.

Masih dalam kisah Sentadu Laut, ombak bono juga dijadikan uji nyali bagi pendekar Melayu pesisir untuk meninggkatkan keahlian bertarung mereka.

Pertemuan tiga arus

Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.BARRY KUSUMA Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.
Guntur Adhi Rahmawan, peneliti lingkungan pesisir dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut ombak bono tersebut karena adanya pertemuan tiga arus di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China Selatan.

Gelombang dari Selat Malaka dan Laut China Selatan akan menerobos ke muara sungai.

Saat melewati celah yang makin menyempit dan dangkal dari DAS Kampar, arus akan semakin cepat dan terjadi benturan besar karena bertemu aliran sungai sehingga terjadi turbulensi dan menghasilkan ombak besar setinggi 4-5 meter mirip gelombang tsunami disertai dentuman keras.

Baca juga: Mengenal Ombak Bono, Pengalaman Dikejar Tujuh Hantu Itu Takkan Terlupakan...

Bono akan terus menerjang sepanjang DAS selama sekitar dua jam dan makin melemah ketika jalur sungainya membelok.

Gelombang bono memiliki kecenderungan destruktif karena menyebabkan erosi di wilayah sempadan Sungai Kampar serta air yang melimpah ke daratan yang tak jarang merendam permukiman warga hingga setinggi satu meter.

Bukan itu saja, gelombang besar bono bisa menyebabkan perahu nelayan terbalik.

Fenomena bono tidak terjadi setiap hari di Sungai Kampar. Bono hanya muncul ketika terjadi bulan purnama (full moon) di penanggalan 12-16 hijriyah atau tahun sistem kalender arab.

Ombak besar bono bisa disaksikan pada Oktober hingga Desember ketika puncak musim hujan saat debit air Sungai Kampar sedang tinggi. Selain itu ombak bono juga dapat kita saksikan pada Februari hingga Maret.

Baca juga: Ombak Bono Cuma Ada di Riau, Belum Banyak yang Tahu...

Digunakan untuk berselencar

Pemandangan ombak saat bono datang. Ketinggian ombak bervariasi dari dua sampai empat meter. Semakin mendekati sumber pasang di laut, bono semakin besar dan berbahaya. KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI Pemandangan ombak saat bono datang. Ketinggian ombak bervariasi dari dua sampai empat meter. Semakin mendekati sumber pasang di laut, bono semakin besar dan berbahaya.
Bono di Sungai Kampar mulai mendunia saat dikunjungi Antony Colas, penulis buku panduan berselancar terkemuka, World Stormrider Guide, pada September 2010.

Saat berkunjung ke Sungai Kampar, Colas tercengang dengan gulungan besar ombak bono di sungai yang mirip dengan ombak di laut.

Dalam ulasannya di salah satu edisi World Stormrider Guide, Colas menulis yang membedakan adalah ombak bono bisa bertahan hingga sejauk 50 km.

Baca juga: Mau Uji Nyali? Yuk Jajal Ombak Bono di Sungai Kampar

Tulisan Colas ini mengundang rasa penasaran juara dunia tiga kali asal Amerika Serikat, Tom Curren.

Peselancar senior berusia 60 tahun ini mengajak dua rekannya sesama juara dunia, Bruno Santos dan Dean Brady untuk mencoba menaklukkan bono Sungai Kampar. Ia pun sukses berselancar nyaris selama satu jam pada Maret 2011.

"Saya akhirnya bisa merasakan berselancar begitu lama di atas bono di aliran Sungai Kampar. Setelah lebih dari 30 tahun berselancar baru kali ini saya merasakan selancar sangat lama di atas gulungan ombak dan itu terjadi di sungai," kata Curren seperti dikutip dari situs Surfer Today.

Baca juga: Kronologi Penjala Ikan Temukan Mortir di Sungai Kampar, Sempat Dikira Knalpot

Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.BARRY KUSUMA Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.
Pemecahan rekor dunia berselancar terlama juga pernah terpecahkan sebanyak dua kali di bono Sungai Kampar.

Rekor yang pertama dilakukan oleh peselancar dunia asal Inggris, Steve King pada 15 Februari 2013. Saat itu ia bersama dua rekannya Steve Holmes dan Nathan Maurice berlomba adu ketangkasan "menunggangi" bono setinggi empat meter sejauh 12,3 km selama 1 jam 13 menit.

Rekor King kemudian dapat dipatahkan oleh juara dunia asal Australia, James Cotton ketika mampu mengikuti ombak bono setinggi 3,5 meter hingga sejauh 17,2 km selama 1 jam 20 menit.

Baca juga: Kisah Nelayan Tradisional Sungai Kampar Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Rekor dunia itu tercatat dalam Guiness Book of The World Record.

Tak mau kalah, peselancar perempuan Indonesia Gemala Hanafiah pun pernah mencetak rekor unik ketika ia dan 30 peselancar nasional dan mancanegara mencoba menaklukkan Si Gelombang Tujuh Hantu secara bersama-sama.

Menurut Gemala, peristiwa ini tidak akan bisa mereka lakukan di laut karena ombak di laut hanya bisa dipakai berselancar tak lebih dari tiga orang dan durasi gelombangnya pun hanya sebentar, tak sampai tiga menit.

Sementara di bono Sungai Kampar, Gemala dan rekan-rekannya mampu berselancar selama 30 menit.

Baca juga: Pria yang Lompat ke Sungai Kampar Ditemukan Tewas

Pemuda lokal asal Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, bersenang-senang menikmati ombak bono. Mereka tidak lagi takut menghadapi bono yang dahulu disebut sebagai tujuh hantu. KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI Pemuda lokal asal Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, bersenang-senang menikmati ombak bono. Mereka tidak lagi takut menghadapi bono yang dahulu disebut sebagai tujuh hantu.
Sejak 2013, Pemerintah Kabupaten Pelalawan melirik bono sebagai potensi pariwisata, khususnya bagi turis dengan minat khusus seperti para peselancar.

Bahkan pemerintah setempat secara rutin menggelar event tahunan, International Bono Surfing Festival serta Bekudo Bono.

Namun tak harus berselancar untuk menikmai bono Suangi Kampar. Pengunjung bida menikmati fenomena alam itu di Desa Teluk Meranti dekat muara Sungai Serkap (anak Sungai Kampar) atau di Desa Pulau Muda.

Baca juga: Mobil Travel Padang-Pekanbaru Terjun ke Sungai Kampar, 1 Tewas, 1 Terjebak

Di kedua desa ini biasanya masyarakat akan mendaki beberapa bukit kecil agar bisa melihat ombak bono yang datang bergulung-gulung menuju daratan di sekitar.

Untuk menuju ke lokasi bono Sungai Kampar kita bisa melakukan perjalanan darat selama empat jam dari Pekanbaru. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal cepat (speedboat) menuju Desa Teluk Meranti atau Desa Pulau Muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com