Ia juga belum bisa memastikan kapan proses identifikasi itu akan selesai dilakukan.
"Waktunya bisa sampai satu minggu atau satu bulan. Tapi, semoga bisa lebih cepat," kata dia.
Sementara itu, penggiat Konservasi Penyu Saba Asri Gianyar, I Made Kikik, mengatakan, penemuan tumpahan minyak di sepanjang Pantai Saba menuju Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali itu sudah ditemukan tiga hari sebelum dilaporkan ke BPSPL Denpasar.
Ia menduga, tumpahan minyak itu berasal dari kapal.
"Bila malam hari kebanyakan berbentuk gumpalan, namun bila siang hari gumpalan tersebut mencair karena terkena panas matahari," kata dia.
Gumpalan maupun cairan hitam tersebut, kata dia, bukan yang pertama kalinya terjadi di Pantai Saba, namun merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun.
Biasanya fenomena ditemukannya gumpalan minyak tersebut terjadi saat musim angin selatan yang berlangsung hingga bulan Agustus yang mana angin akan menyebabkan tumpahan minyak di tengah laut terbawa oleh gelombang hingga ke pantai bersama dengan sampah-sampah dan tali-tali kapal.
Baca juga: Video Viral Oknum TNI Tampar Petugas SPBU gara-gara Tak Mau Antre Isi Bensin, Ini Penjelasan Dandim
Setelah musim angin selatan selesai, biasanya akan terjadi gelombang besar yang akan membersihkan tumpahan minyak termasuk sampah-sampah di pantai dan membawanya kembali ke tengah laut.
Ia juga mengungkapkan bahwa belum terdapat laporan dari nelayan, masyarakat maupun wisatawan yang mengeluhkan dampak dari adanya tumpahan minyak tersebut.
"Untuk peneluran penyu sendiri hingga saat ini juga tidak terdampak dengan adanya tumpahan minyak tersebut," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.