Salin Artikel

Tumpahan Minyak Cemari Pantai di Gianyar Bali, dari Mana Asalnya?

GIANYAR, KOMPAS.com - Limbah tumpahan minyak (oil spill) ditemukan di sepanjang Pantai Saba menuju Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali. 

Kasus itu kini sedang dalam penyelidikan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.

"Kami harus melakukan uji laboratorium untuk memastikan itu minyak apa, asalnya dari mana, jenis pelanggarannya apa, itu semua kami sedang lakukan analisis di lab," kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021).

Menurut Yudi, penelusuran terhadap cairan hitam yang merupakan tumpahan minyak itu bermula dari laporan warga bernama I Ketut Sumastika pada, Jumat (7/5/2021).

Setelah menerima laporan itu, BPSPL Denpasar langsung menerjunkan tim menuju Saba Asri Sea Turtle Conservation untuk berkoordinasi mengumpulkan informasi dan pengambilan sampel.

"Sampel yang kami kumpulkan itu bukan minyak asli, tapi sudah bercampur dengan pasir dan yang lainnya. Jadi, perlu teknik tersendiri untuk memisahkan," tutur dia.

Demi memudahkan investigasi, BPSPL Denpasar kemudian menuju Benoa untuk melakukan koordinasi dengan Distrik Navigasi Kelas II Benoa.

Koordinasi itu untuk mengumpulkan data kapal tanker yang melewati perairan sekitar Selat Badung dan Selat Lombok dalam kurun waktu 3-8 Mei 2021.

Selain itu, BPSPL juga berkoordinasi dengan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP.

BPSPL Denpasar akan menginventaris data sebaran tumpahan minyak, data automatic identification system (AIS) kapal-kapal pengangkut BBM/tanker yang melewati Selat Badung dan Selat Lombok serta analisa pola arus dan hidrodinamika antara tanggal 3-8 Mei 2021.

"Dari informasi itu, kami analisis, memang ada beberapa kapal yang melewati tempat itu, tapi lagi-lagi kami harus melakukan uji laboratorium untuk memastikan. Apakah ini BBM, apakah minyak bumi, atau mungkin oli bekas kapal, itu kami belum tahu," tutur dia.


Ia juga belum bisa memastikan kapan proses identifikasi itu akan selesai dilakukan.

"Waktunya bisa sampai satu minggu atau satu bulan. Tapi, semoga bisa lebih cepat," kata dia.

Sementara itu, penggiat Konservasi Penyu Saba Asri Gianyar, I Made Kikik, mengatakan, penemuan tumpahan minyak di sepanjang Pantai Saba menuju Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali itu sudah ditemukan tiga hari sebelum dilaporkan ke BPSPL Denpasar.

Ia menduga, tumpahan minyak itu berasal dari kapal.

"Bila malam hari kebanyakan berbentuk gumpalan, namun bila siang hari gumpalan tersebut mencair karena terkena panas matahari," kata dia.

Gumpalan maupun cairan hitam tersebut, kata dia, bukan yang pertama kalinya terjadi di Pantai Saba, namun merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun.

Biasanya fenomena ditemukannya gumpalan minyak tersebut terjadi saat musim angin selatan yang berlangsung hingga bulan Agustus yang mana angin akan menyebabkan tumpahan minyak di tengah laut terbawa oleh gelombang hingga ke pantai bersama dengan sampah-sampah dan tali-tali kapal.

Setelah musim angin selatan selesai, biasanya akan terjadi gelombang besar yang akan membersihkan tumpahan minyak termasuk sampah-sampah di pantai dan membawanya kembali ke tengah laut.

Ia juga mengungkapkan bahwa belum terdapat laporan dari nelayan, masyarakat maupun wisatawan yang mengeluhkan dampak dari adanya tumpahan minyak tersebut.

"Untuk peneluran penyu sendiri hingga saat ini juga tidak terdampak dengan adanya tumpahan minyak tersebut," tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/27/112944678/tumpahan-minyak-cemari-pantai-di-gianyar-bali-dari-mana-asalnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke