Pada saat yang sama, ia juga mengajak mereka tidak menyerah menghadapi keterbatasan berusaha di masa pandemi.
"Kita juga harus menerima penutupan destinasi wisata selama lima hari kemarin. Padahal, lima hari itu adalah masa panen raya usaha wisata seperti wisata pantai di sini," ujar Handoko tentang surat edaran Bupati Blitar itu.
Menurut Handoko, seluruh pemangku kepentingan terutama pedagang di kawasan wisata Pantai Serang bisa menerima kebijakan tersebut meski masa panen raya bagi mereka menjadi sangat singkat.
"Kami masih bersyukur dapat menikmati panen raya meskipun singkat. Lebaran tahun lalu malah tutup total," ujar kepala desa yang dikenal memiliki visi kuat membangun desa, salah satunya, dari sektor pariwisata itu.
Ungkapan senada disampaikan koordinator kelompok warga yang membuka usaha di kawasan Pantai Serang, Misyadi.
Ia mengatakan, omzet para pelaku usaha di Pantai Serang selama enam hari terakhir dapat dikatakan lebih dari tiga kali lipat dibandingkan omzet di hari libur akhir pekan selama masa pandemi.
Terkait penyelenggaraan protokol kesehatan, Misyadi malah berharap kawasan wisata Pantai Serang dapat menjadi percontohan kawasan wisata yang disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Raih WTP Ke-8, Pemprov Bali Terima Sejumlah Catatan dari BPK
"Para pedagang di sini sadar, dan mendukung protokol kesehatan yang diminta pemerintah. Kenyataannya di Pantai Serang ini belum pernah ada kejadian penularan Covid-19," ujarnya.
Pandemi Covid-19 jelas berdampak pada kunjungan wisatawan di Pantai Serang. Namun pengelola sepertinya berhasil meminimalkan dampak tersebut.
Terlihat dari jumlah kunjungan yang tidak mengalami penurunan signifikan selama masa pandemi.
Sepanjang 2019, pengelola melaporkan jumlah kunjungan sebanyak 54.300 orang dengan pendapatan kotor dari tiket masuk kawasan sebesar Rp 380 juta.
Hanya terjadi penurunan sekitar tujuh persen sepanjang 2020 dengan laporan total kunjungan sebanyak 50.434 orang dengan pendapatan kotor sekitar Rp 353 juta.
"Namun dalam masa pandemi ada peningkatan operasional dan belanja perlengkapan untuk penerapan prokes," ujar Handoko.
Namun bagi para pedagang, ujar Handoko, beban itu tidak terlalu besar.
Apalagi, tambahnya, dalam industri pariwisata terutama wisata alam seperti Pantai Serang, masyarakat mendapatkan keuntungan paling besar secara ekonomi.
Kawasan wisata Pantai Serang membuat sedikitnya 140 keluarga dapat membuka usaha mulai dari usaha kuliner, toko suvenir, penyewaan kendaraan ATV, hingga jasa toilet dan kamar mandi.