Terletak sekitar 40 kilometer ke arah selatan dari Kota Blitar, kawasan wisata Pantai Serang adalah destinasi paling favorit di bagian selatan.
Bukan hanya keramahan warga dan pengelola kepada pengunjung yang didorong oleh kesadaran membangun kawasan wisata, ribuan pohon cemara yang ditanam sekitar 50 meter hingga 100 meter dari garis pantai menambah kenyamanan pengunjung berwisata di pantai.
Beruntung ada program penghijauan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 dan 2011 di kawasan tersebut.
Beruntung pula program itu didukung oleh komunitas nelayan dan warga pantai sehingga ribuan pohon cemara itu tumbuh subur dan rindang.
Menikmati makan dan minum di kursi-kursi kayu di bawah pohon cemara di pinggir laut merupakan salah satu daya tarik kawasan Pantai Serang.
Keberhasilan program penghijauan itu bahkan juga memungkinkan dibangunnya taman bermain dan edukasi lingkungan di salah satu sudut kawasan pantai dimana pohon-pohon cemara yang rindang membentuk satu hutan mini.
Keberhasilan penghijauan itu bergayung sambut dengan Handoko yang terpilih sebagai kepala desa sejak 2014. Kepala desa itu memiliki visi kuat pembangunan wisata berwawasan konservasi lingkungan.
Bagi Handoko, warga Desa Serang adalah sedikit dari warga desa di kawasan selatan Kabupaten Blitar yang beruntung memiliki pantai.
Baca juga: Seorang Pria Kabur Usai Bunuh Tetangganya, Polisi: Dia Sembunyi di Kuburan Saat Ditangkap
Mereka beruntung karena sebagian besar warga di wilayah selatan itu kebanyakan menggantungkan hidupnya dari bertani di tanah perbukitan dengan batuan karst dan kapur dan pertanian tadah hujan.
Pantai Serang, bagi Handoko bisa disulap menjadi tambang emas yang tidak akan habis digali jika dikelola dengan kearifan berwawasan lingkungan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat lokal.
Di masa kepemimpinannya, berhasil dicapai kesepakatan tiga pihak, yaitu Perhutani, Pemerintah Kabupaten Blitar, dan Pemerintah Desa Serang, dalam berbagi hasil dari pengelolaan kawasan wisata Pantai Serang.
"Melalui BUMDes, Pemerintah Desa Serang memiliki andil 50 persen, Perhutani dan Pemkab masing-masing 25 persen," ujarnya.
Atas inisiatif Handoko pula, upaya promosi kawasan wisata pantai dilakukan dengan memegang visi wawasan lingkungan dengan sentuhan pengembangan bidang seni dan budaya.
Setahun sekali, pengelola menyelenggarakan Serang Culture Festival di mana beragam seni modern dan tradisional dipadu dalam rangkaian pertunjukan.
"Tahun lalu, festival ditiadakan karena pandemi," ujar Handoko.