Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat di Kediri yang Diduga Pungli Pakai Kode untuk Minta THR ke Desa

Kompas.com - 15/05/2021, 19:14 WIB
Asip Agus Hasani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Camat Purwoasri di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memiliki bahasa isyarat untuk meminta THR dari desa-desa di wilayah kecamatan yang dia pimpin.

Adanya bahasa isyarat itu disampaikan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) di Pendopo Pemkab Kediri, Sabtu (15/5/2021), saat memberikan keterangan terkait pengungkapan kasus dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh Camat Purwoasri M.

Menurut Dhito, pada akhir April lalu terjadi pembicaraan antara Camat M dan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kasi PMD) D.

"Pak Camat M menanyakan ke Pak Kasi PMD, 'bagaimana Pak, apa ada kegiatan untuk hari raya (Idul Fitri)'," ujar Dhito, menirukan ucapan Camat M.

Baca juga: Duduk Perkara Camat Purwosari Pungli THR dari Desa, Sudah 2 Kali Diingatkan Bupati

Dhito mengatakan, Kasi PMD D lantas menyampaikan kalimat pertanyaan Camat M ke grup WhatsApp yang beranggotakan para bendahara desa di Kecamatan Purwoasri.

"Para bendahara desa mengartikan itu sebagai kode dari Pak Camat agar mengondisikan iuran untuk THR ke kecamatan," ujar Dhito.

Kode pungutan THR dari Camat M ditindaklanjuti oleh Kasi PMD bernama inisial D pada rapat dinas pada 28 April yang juga dihadiri oleh seluruh bendahara desa.

Disepakati, setiap desa menyetor dana sebesar Rp 1,5 juta untuk Kecamatan.

Beberapa desa mengajukan keberatan terkait besaran dana sehingga akhirnya disepakati ulang besaran dana yang disetor setiap desa Rp 1 juta. Jumlah desa di Kecamatan Purwoasri sebanyak 23 desa.

Pada awal Mei, Bupati Dhito mendapatkan laporan dari masyarakat tentang adanya pungutan THR yang dilakukan oleh Camat Purwoasri dan Kasi PMD Kecamatan Purwoasri.

Pada 4 Mei, Bupati Dhito menyampaikan peringkatan melalui grup WhatsApp berisi pejabat-pejabat di lingkungan Pemkab, termasuk para camat, agar seluruh ASN di lingkungan Pemkab Kediri tidak melakukan penarikan THR.

Atas laporan masyarakat, Bupati Dhito menghubungi Camat Purwoasri M, pada 5 Mei, agar tidak melakukan penarikan THR dari desa.

 

Dhito meminta Camat M mengembalikan dana pungutan THR jika terlanjur dilakukan.

Mendengar kabar pungutan THR tetap dilakukan oleh Camat M, Bupati Dhito memutuskan untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi pengumpulan pungutan THR untuk Camat M, yaitu di Balai Desa Ketawang, Kecamatan Purwoasri pada 6 Mei.

Di Balai Desa Ketawang, Bupati Dhito menemukan uang pungutan THR yang sudah terkumpul sebesar Rp 15 juta.

Di Balai desa tersebut, Dhito juga mendapati beberapa bendahara desa yang menyetor dana masih ada di lokasi.

Ditanya untuk apa dana tersebut dikumpulkan, para bendahara desa menyebutkan Camat M dan Kasi PMD D sebagai pihak yang meminta.

Baca juga: Bupati Kediri Tangkap Basah Camat Minta THR ke Tiap Desa

Dhito kemudian menelepon Camat M dan Kasi PMD D ke lokasi.

Bupati Dhito menyampaikan temuannya ke Inspektorat dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan terhadap keduanya.

Pada Sabtu (15/5/2021), Bupati Dhito dan Inspektur Nono Soekardi mengumumkan sanksi pelanggaran berat disiplin kepegawaian oleh Camat M dan Kasi PMD D.

Camat M dipindahtugaskan dan diturunkan jabatannya setingkat lebih rendah. Kasi PMD D diturunkan jabatannya setingkat lebih rendah selama 3 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com