Setelah meriam diisi karbit dan air, lubang yang ada, termasuk lubang untuk menyulut meriam juga ditutup dengan kertas koran.
Untuk menghasilkan suara yang maksimal, meriam karbit didiamkan selama 7 hingga 8 menit.
Sesekali meriam karbit dilakukan pengecekan untuk memastikan meriam siap disulut.
"Ketika meriam sudah dipastikan siap dibunyikan, lubang untuk menyulut dibuka dan disulut dengan api obor hingga terdengar bunyi dentuman," papar Maulid.
Baca juga: Kisah Pilu Bocah 7 Tahun, Tewas Terkena Ledakan Meriam Bambu, Ini Kronologinya
Meskipun festival meriam karbit ditiadakan di tengah pandemi, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mempersilakan permainan tradisional tersebut selama Ramadhan dan menyambut malam Idul Fitri mendatang.
"Kita tidak menggelar festival meriam karbit tahun ini, tetapi jika masyarakat ingin memainkannya dipersilakan," kata Edi dalam keterangan tertulisnya.
Ia menekankan agar selama memainkan meriam karbit, warga tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan Covid-19.
Menurutnya, permainan meriam karbit merupakan bagian dari budaya masyarakat Kota Pontianak.
"Mulai bulan Ramadhan boleh dimainkan, tapi untuk festivalnya kita tiadakan," ucap Edi.
Baca juga: Bermain Meriam Long Pring, Cara Bocah di Bukit Menoreh Habiskan Waktu Selama Ramadhan
Sebagian besar komunitas pemain meriam karbit berada di Wilayah Pontianak Timur, Pontianak Selatan dan Pontianak Tenggara, terutama mereka yang bermukim di pinggiran Sungai Kapuas.